Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TNI

Benarkah Mayjen Maruli Simanjutak Bakal Jadi Pangkostrad? Jenderal Andika Perkasa Temui Presiden

Mayjen Maruli Simanjuntak saat ini santer dikabarkan akan mengisi jabatan Pangkostrad setelah kosong ditinggalkan Letjen Dudung Abdulrachman.

Editor: Muh Hasim Arfah
HANDOVER
Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak bersama Presiden RI Joko Widodo. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa akan menghadap ke presiden untuk membahas panglima komando cadangan strategus angkatan darat atau calon Pangkostrad.

Saat ini, Pangkostrad sementara kosong setelah Dudung Abdurachman diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.

Jenderal Andika Perkasa mengatakan akan menghadap ke Presiden Joko Widodo soal rencana Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) mengisi jabatan Pankostrad.

Setelah rapat Wanjakti, baru akan ada usulan dari Mabes TNI tentang Perwira Tinggi yang dapat menempati jabatan tersebut.

Ia mengatakan, setelahnya Presiden Jokowi baru akan memutuskan siapa yang akan mengisi jabatan Pangkostrad baru.

"Pangkostrad baru, saya baru merencanakan untuk menghadap Presiden dulu supaya kita akan laporkan untuk rencana Wanjakti. Setelah itu mungkin baru akan ada arahan atau usulan dari kami yang nanti akan diputuskan oleh Presiden," kata Andika di Mabes Angkatan Laut, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Ibu Dimaki Wanita Ngaku Anak Jenderal, Arteria Dahlan Minta Jenderal Andika Perkasa Tanggung Jawab

Tanggapan pengamat

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati merespons terkait masih kosongnya jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) setelah Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Ia menilai saat ini dibutuhkan sosok Pangkostrad yang memiliki kemampuan Network Centric Warfare.

Mantan anggota Komisi I DPR RI yang akrab disapa Nuning tersebut mengatakan Network Centric Warfare merupakan sistem pertahanan negara yang jauh lebih efektif dan efisien untuk hadapi ancaman militer dan non-militer.

"Jika kita lihat dari situasi kondisi sekarang dibutuhkan seorang Pangkostrad yang memiliki kemampuan Network Centric Warfare," kata Nuning saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (19/11/2021).

Selain itu, kata Nuning, dibutuhkan juga sosok Pangkostrad yang berpengalaman di bidang intelijen.

"Kemampuan dan pengalaman seorang Pangkostrad di bidang intelijen juga sangat dibutuhkan," kata Nuning.

Nuning menjelaskan Kostrad didirikan untuk menghadapi ancaman negara.

Baca juga: Karier Moncer Mayjen Mohamad Hasan Paspampres Era Jokowi, Jenderal Andika Perkasa Beri Jabatan Baru

Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor: Kep/09/III/1985 tanggal 6 Maret 1985 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan tugas Kostrad, kata dia, diatur bahwa Kostrad sebagai Komando Utama Pembinaan berkedudukan langsung di bawah KSAD.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved