Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Wajah Pendidikan di Era Disrupsi

Era disrupsi mengharuskan setiap Negara mengembangkan dirinya selaras dengan masyarakat informatif. 

Editor: Suryana Anas
Dok Pribadi
Dr Hairuddin K, S.S, SKM, M.Kes Wakil Rektor IV Universitas Megarezky (Unimerz) Makassar 

Wilayah Timur Indonesia jauh tertinggal. Meskipun demikian pembangunan infrastruktur fisik setidaknya telah mendorong upaya kerah keadilan pembangunan infrastruktur digital yang menjadi syarat utama adaptasi era disrupsi.

Dunia pendidikan di Era Industri 5.0 atau era super smart society menekankan pada aspek nilai-nilai kemanusiaan yang utama seperti pendidikan karakter, moral dan keteladanan. 

Tujuan pendidikan 5.0 tidak lain menjawab disrupsi yang dihasilkan oleh era industri 4.0. Pendidikan harus berorientasi untuk menciptakan generasi abad 21 yang memiliki 4 jenis kecakapan 4C yakni : creativity, critical thinking, communication dan collaboration) .Pendidikan 5.0 bertujuan memberikan kepada peserta didik 6 literasi dasar yakni literasi numeric, literasi sains, literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan literasi kewarganegaraan. Mewujudkan tujuan pendidikan 5.0 juga tidak bisa dilepaskan darikualitas pendidik.

Pendidik adalah sosok yang sangat sentral bagi trans formasi dan menjawab segala tantangan era disrupsi. Pendidik di era pendidikan 5.0 tidak lagi menjadi satu-satunya subyek pengetahuan. 

Pendidik lebih berposisi sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang harus memiliki kemampuan inovatif dan dinamis dalam proses pembelajaran.

Pendidik diharuskan memiliki kemampuan penguasaan teknologi digital khususnya revolusi digital era 4.0 seperti IoT, Artificial Intelligent, Big data dan teknologi robot. 

Penguasaan seperti ini membutuhkan kecakapan literasi, meliputi : 

 1) literasi data yakni sebuah kemampuan membaca, mengklasifikasi, menganalisis dan aplikasi informasi dalam rupa big data.

2) literasi teknologi yang mengharuskan pendidik menguasai hardware perangkat digital, memahami berbagai bentuk aplikasi teknologi digital semisal artificial intelligence, coding, machine learning, biotech dan sebagainya. 

3) Literasi manusia yang mengharuskan pendidik menguasai komunikasi, kolaborasi, kecakapan moral dan karakter.

Pendidik di era pendidikan 5.0 memiliki tantangan yang tidak ringan.

Di tengah keterbatasan infrastruktur teknologi para guru diharapkan untuk memenuhi kecakapan pendidik abad 21 seperti penguasaan digital literasi, yang besar kemungkinan sulit diwujudkan.

Ketimpangan pembangunan wilayah menjadi simpul masalah mentransformasi guru diseluruh Indonesia untuk sampai ditingkat pendidik 5.0.

Keterampilan berupa soft skill seperti komunikasi, kolaborasi dan kepemimpinan mungkin saja dapat diwujudkan.

Namun penguasan yang berkaitan dengan digitalisasi akan sangat sulit diwujudkan bila ketimpangan pembangunan khususnya pembangunan infrastruktur digital masih terjadi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved