Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Sawedi Muhammad

OPINI SAWEDI MUHAMMAD: Urgensi ‘Urban Resilience’ di Masa Pandemi

Dari 53 negara yang disurvey, Indonesia menduduki peringkat terbawah dengan skor 40,2. Indonesia bahkan dianggap sebagai episentrum Covid dunia

Editor: AS Kambie
Tim Appi-Rahman
Dr Sawedi Muhammad, Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) 

Indeks Kota Tangguh

Berbagai upaya telah dilakukan dalam skala global untuk menciptakan kota-kota yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis.

Isu ketangguhan kota secara eksplisit diakui dan dipertegas di beberapa agenda PBB. Salah satunya adalah agenda Sustainable Development Goals 2030 (SDGs).

Target 1.5 SDGs 2030 ditujukan untuk membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan dan bencana.

Sementara itu untuk target 11 SDGs ditujukan untuk membuat iklim dan pemukiman perkotaan yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.

Indikator lain yang relatif baru adalah City Resilience Index atau Indeks Kota Tangguh. City Resilience Index (CRI) pertama kalinya dikembangkan melalui penelitian yang ekstensif oleh lembaga yang berbasis di Amerika yaitu ARUP melalui sponsor dari Yayasan the Rockefeller.

Tujuan City Resilience Index adalah membantu kota-kota dunia memahami dan mengukur kemampuannya dalam menghadapi dan menyesuaikan serta bertransformasi di saat mengalami krisis baik karena ulah manusia atau karena bencana alam.

Menurut Joe Anderson, Walikota Liverpool, City Resilience Index adalah alat yang sangat bagus untuk mengenali apa yang harus diperbaiki, mengidentifikasi kelemahan dan memusatkan pikiran menemukan berbagai inovasi dalam menghadapi berbagai risiko.

Fleksibilitas dari indeksnya memungkinkan pemahaman yang lebih luas melampaui pendekatan yang selama ini digunakan secara lokal dan nasional.

City Resilience Index adalah perangkat paling komprehensif pertama yang membantu kota-kota memahami dan mengetahui ketangguhannya secara sistematik dan dapat diaplikasikan secara global.

City Resilience Index akan membantu pemangku kepentingan di kota untuk fokus ke masa depan, mengetahui kejelasan yang diperlukan dalam mengambil tindakan relevan dan memprioritaskan investasi untuk menjadikan kotanya semakin tangguh.

Terdapat empat dimensi utama yang akan diukur di City Resilience Index.

 Pertama, kesehatan dan kesejahteraan (health and wellbeing). Dimensi ini meliputi tingkat minimum kerentanan penduduk, aneka ragam mata pencaharian dan pekerjaan, serta pengawasan yang efektif terhadap kehidupan dan kesehatan penduduk.

 Kedua, ekonomi dan masyarakat (economy and society). Komponen utama yang akan diukur adalah ekonomi berkelanjutan, identitas kolektif dan dukungan bersama, keamanan komprehensif serta perangkat aturan/perundang-undangan.

Ketiga, Infrastruktur dan ekosistem (infrastructure and ecosystem). Dimensi yang akan diukur adalah pengurangan derajat kerentanan, mobilitas dan komunikasi yang tangguh, serta pengadaan barang yang efektif untuk  pelayanan kritikal.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved