Berita Politik Sulsel
Taufan Pawe Dorong Kartini Ottong Lawan Seto Gadhista Asapa di Pilkada Serentak, Icul Bilang Begini
Terkait pernyataan Taufan Pawe, Andi Icul memandang Taufan Pawe gila jabatan. Tidak etis menggunakan bahasa adu domba dan memprovokasi pemimpin daerah
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Abdul Azis Alimuddin
Menurutnya Airlangga Hartarto sungkan jika namanya selalu dikoar koarka atau digiring bicara kontestasi presiden secara terbuka di masa krisis pandemi Covid-19 begini.
Icul mengatakan, masak seorang Ketua Golkar Sulsel keliling menemui para pengurus Golkar di kabupaten/kota bicara tentang bagi kekuasaan.
Bukannya sibuk memotivasi kerja-kerja sosial jajaran pengurusnya agar bisa bahu membahu dan bersinergi dengan para pimpinan di daerah untuk menangani penyebaran Covid-19.
Apalagi dengan varian baru yang semakin ganas begini, tanpa harus mempersoalkan asal partai para pimpinan daerah tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Golkar Sulsel mendorong Andi Kartini Ottong merebut kursi Bupati Sinjai di Pilkada serentak 2024. Hal itu disampaikan Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe dalam Musyawarah Daerah X Partai Golkar Kabupaten Sinjai.
Wakil Bupati Sinjai Andi Kartini Ottong terpilih secara aklamasi. Taufan Pawe meminta Andi Kartini Ottong untuk bertarung pada Pilkada Sinjai 2024 dengan maju sebagai calon bupati.
Taufan mengatakan memenangkan kursi Bupati Sinjai adalah harga mati bagi partai Golkar. Itu artinya Kartini Ottong berpeluang melawan pasangannya Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa.
“Harga mati Golkar Sinjai harus merebut bupati di 2024. Tidak bisa tidak, kita jalankan komitmen kita,” kata Taufan, Sabtu (26/6/2021) malam.
Musda X Golkar Sinjai digelar di Amaly Coffe, Larea Rea, Sinjai, Sabtu malam 26 Juni 2021. Taufan Pawe menegaskan, Golkar adalah partai besar dan berpengalaman, sehingga Golkar harus buktikan Golkar akan memenangkan Pilkada 2024 di Sinjai.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Taufan Pawe meminta Andi Kartini Ottong menambah perolehan kursi Golkar Sinjai menjadi depalan dari empat kursi yang sudah ada di DPRD Sinjai.
Hal ini dilakukan agar Golkar Sinjai bisa mengusung kadernya sendiri meskipun tanpa koalisi. Golkar hanya mengontrol empat dari total 30 kursi DPRD Sinjai. Golkar kalah dari Gerindra yang mengontrol lima kursi sebagai pemenang pemilu.(*)