Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ruang Publik LSKP

Diskusi LSKP, Luna Vidya: Jadilah Seperti yang Kamu Mau,Jangan Berkutan Gender Terjerat Diskriminasi

Ruang Publik LSKP Edisi #1 bahas masalahan sosial kontemporer dengan prespektif gender yang apik. Diskusi dikemas interaktif dan komprehensif.

Editor: AS Kambie
COURTESY: A Yani
Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) didukung oleh Women’s Democracy Network dan International Republican Institute dan kerjasama dengan Kaukus Perempuan Sulawesi Selatan serta Kaukus Perempuan Politik Sulawesi Selatan gelar Ruang Publik LSKP Edisi #1, Jumat 18 Juni 2021 

Pandangan Andi Ina Kartika Sari untuk memantik partisipasi dari milenial ditambahkan pula dengan pandangan Aflina terkait nilai lampau dan budaya patriarki yang harus ditinggalkan.

“Nilai yang sdah lampau yaitu budaya patriarki harus ditinggalkan dan menjadikan pandemi ini sebagai momen tolong menolong seperti budaya kita di Sulawesi selatan,” kata Aflina Mustafaina.

Edisi #1Ruang Publik LSKP juga ditutup dengan closing statemen dari Prof Nurhayati Rahman yang mengharapkan peserta dan masyarakat luas untuk mau menghargai budaya lokal. Tidak hanya bangga dengan budaya barat, tetapi segala kultural dan adat yang ada harusnya dapat dilestarikan.

Ditegaskan Prof Nurhayati Rahman, milenial harus bangga dengan budaya lokal daerahnya.

“Milenial tidak gampang untuk menerima budaya luar, sehingga kita semua harus kembali ke akar, tidak perlu kearah barat, korea ataupun cina tetaplah bangga atas apa yang ada pada dirimu dan apa yang kamu punya. Tetaplah menjadi dirimu agar kamu punya sesuatu yang kamu banggakan,” kata Prof Nurhayati Rahman

Sebagai moderator, Luna vidya memberikan gambaran umum mengenai apa yang telah dibahas oleh ketiga narasumber dan memberikan sebuah pesan bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan satu tirai tentang masa lalu dan masa depan.

“Mari kita menjadikan diri kita sebagai apa yang kita mau tanpa melihat latar belakang, berkutan dengan persoalan gender dan terkungkung dengan jerat diskriminasi,” ujar Luna Vidya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved