Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mukjam Ramadan

AKIFUNA; I'tikaf Khalifah Ali Diamnya Berhala Nenek Nabi Ibrahim

JANGAN melulu menerjemahkan i'tikaf itu sebagai kata berkonotasi baik. Laiknya belati atau uang, penggunaannya tergantung niat pemakai, momen dan kont

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
JITET KOESTANA
Ilustrasi 

Bebarapa hari, sebelum Tragedi Subuh Ramadan Berdarah di Masjid Kufah, Ali dikisahkan pernah menegur satu kelompok aliansi khawarij, yang sedang memainkan bidak catur khas Mesopotamia.

Di tafsir karangan Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir, saat menafsirkan kebiasan "i'tikaf" kaum Musyrik dan Kafir di ayat 51-54 Surah Anbiya.

Diriwayatkan oleh Abu Mu'awiyah yang tuna netra, menceritakan pengakuan kisah Khalifah Ali yang menegur kaum Ur yang bermain catur di satu siang Ramadan.

"Patung-patung apakah ini yang kalian tekun (akifuna) memainkannya? Sungguh bila seseorang di antara kalian memegang bara api hingga padam, jauh lebih baik daripada menyentuh bidak catur itu."

Lalu sekelompok kaum Mesopotamia Timur itu menjawab dengan menyitir penggalan ayat "i'tiqaf" 52 surat Anbiya itu.

"..kami mendapati nenek moyang kami bersungguh-sungguh bermain (bidak catur) dari generasi ke generasi telah memproduksi dan menyembahnya. "

Bisak Catur memang diasosiasikan sebagai permainan strategi politik raja dan prajurit dengan hirarki perang berhala.

Karena asyik bermain dan menghabiskan waktu sia-sia akhirnya melupakan kemuliaan ibadah Ramadan.

Di ayat-ayat Ramadan (Albaqarah 183-187), ada banyak kata dan kalimat dengan hikayat khusus.

Salah satunya adalah larangan memandang dan mendekati istri-istrimu saat sedang i'tiqaf di malam-malam puasa Ramadan.

Larangan melanggar ketetapan Allah tentang nasih mansukh puasa bagi umat sebelum Muhammad.

‎ولا تبثروهن وانتم عكفون فى المسجد (QS2;187)

Di momen 10 hari terakhir Ramadan ini, Mukjam Ramadan "memilih" kalimat ( عكفون) AKIFUNA; saat kalian i'tiqaf di masjid-masjid.

Secara harfiah, akifuna berasal dari kata a'kafa. Orang yang berdiam di satu tempat, diistilahkan muakif.

Kondisi dimana kamu berdiam diri untuk satu motif di satu tempat disebut i'tikaf.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved