Kebakaran di Bontoduri VII
85 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran di Jl Bontoduri VII Makassar
Data yang diperoleh dari ketua RW 10, Kelurahan Pa'baeng-baeng, Suhardi Dg Nojeng (39), ada sembilan rumah yang hangus terbakar.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran di Jl Bontoduri VII, Kelurahan Pa'baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Makassar, Kamis (22/4/2021) siang.
Data yang diperoleh dari ketua RW 10, Kelurahan Pa'baeng-baeng, Suhardi Dg Nojeng (39), ada sembilan rumah yang hangus terbakar.
Empat lainnya, ikut terdampak akibat kebakaran itu.
Ke sembilan pemilik rumah itu, Norma dengan lima anggota keluarganya, Anwar Dg Sijaya, juga dengan lima anggota keluarganya.
B Dg Jarung dengan tiga anggota keluarganya, Edi Dg Lewa lima jiwa, Sanuddin lima jiwa, Rudi Salam enam jiwa, M Dg Tinggi tiga jiwa, Suardi lima jiwa dan Dg Kamo tiga jiwa.
Selain itu, 11 kepala keluarga yang mengontrak di beberapa rumah dari sembilan yang terbakar ikut terdampak atau kehilangan tempat tinggal.
Mereka yang mengontrak, Iwan dengan empat anggota keluarganya, Rusli lima jiwa, Didu tiga jiwa, M Aldi delapan jiwa, Dg Kulle empat jiwa.
Dg Gusti dengan satu anggota keluarganya, Kaharuddin Dg Gau empat jiwa, Ardi tiga jiwa, Arifuddin enam jiwa, Ardi Purwanto tiga jiwa dan Jumasri empat jiwa.
Tidak hanya itu, kebakaran tersebut juga mengakibatkan sembilan balita harus dirawat orang tuanya di tenda pengungsian.
Begitu juga dengan empat lanjut usia (lansia) dan dua ibu hamil.
"Jadi total yang kehilangan tempat tinggal dari pemilik rumah dan pengontrak ada 20 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 85 orang," kata Suhardi.
Peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 08.30 Wita.
Saat kejadian, sebagian besar warga masih tertidur pulas.
"Pagi itu jam delapan pagi, kita masih tidur habis salat subuh, belum ada aktivitas. Pas masuk jam setengah sembilan ada teriakan-teriakan (kebakaran) di belakang rumah," kata Ketua RW setempat, Suhardi Dg Nojeng (39).
Teriakan itu, kata Suhardi, pun membangunkan warga setempat.
Dan disaat yang sama, kobaran api kian besar.