Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Abdullah Hehamahua

Cerita 'Pahit' Abdullah Hehamahua Harus Dipenjara Era Presiden Soekarno dan Soeharto

Mantan aktivis Universitas Hasanuddin Makassar, Abdullah Hehamahu mempunyai pengalaman pahit ketika era orde lam dan orde baru.

Editor: Muh Hasim Arfah
handover
Abdullah Hehamahua adalah sosok aktivis dari kampus Universitas Hasanuddin Makassar. Kini namanya naik ketika menyebutkan analogi Nabi Musa dan Firaun setelah menemui Presiden Joko Widodo. 

Dugaan perseteruan kelompok Islam dan militer, 12 September 1984 di Tanjung Priok merupakan puncak perseteruan antara militer dengan kelompok yang dianggap 'membangkang' dan mengancam asas tunggal Pancasila.

Dalam tragedi itu mencatat korban tewas dari kelompok Islam mencapai 18 orang.

Sementara kalangan Islamis mengklaim ada lebih dari 400 orang rekan tewas dibinasakan tentara.

Baca juga: Kok Bima Arya Pidanakan Rizieq Shihab? Ternyata Dia Punya Jasa ke Eks Pemimpin FPI

Baca juga: Siapa Abdullah Hehamahua? Sebut TP3 6 Laskar FPI Temui Jokowi seperti Musa Datang kepada Firaun

Analogi Musa dan Firaun 

Abdullah Hehamahua menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini setelah analogi Nabi Musa dan Firaun ketika menemui Presiden Joko Widodo.

Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan enam Laskar FPI ini menganalogikan pertemuan saat itu seperti pertemuan Nabi Musa dan Firaun.

“Kami sepakat datang seperti Musa datang ke Firaun,” katanya dalam video bincang-bincang berjudul "Penembakan FPI dan Habib Rizieq Balas Dendam 9 Naga Kekalahan Ahok?" yang disiarkan saluran YouTube USTADZ DEMOKRASI.

Abdullah Hehamahua bukan orang baru dalam dunia aktivis.

Aktivis Makassar era 70-an pasti mengenalnya.

Sebab, lelaki kelahiran Ambon 18 Agustus 1947 adalah aktivis dari Kampus Universitas Hasanuddin Makassar.

Abdullah merupakan lulusan D-3 Teknik Elektro.

Tak hanya sampai di situ, Abdullah adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Bahkan, dia pernah menjabat sebagai ketua umum PB HMI.

Saat ini, Abdullah Hehamahua terlibat debat sengit di ruang publik dengan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin. 

"Kalau Musa AS setelah dewasa merantau ke Madyan, setelah 10 tahun dia kembali ke Mesir dan dengan mukjizat sebagai seorang nabi," katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved