Banjir NTT
Tim Reaksi Cepat Ikatek Unhas Buka Dapur Umum di Lokasi Banjir NTT, Suplai 208 Pengungsi Waiwerang
Tim relawan Ikatek Unhas dan Berbagi Bersama harus melakukan perjalanan panjang selama 4 jam untuk ke lokasi bencana.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tim Reaksi Cepat Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin atau Ikatek Unhas hadir memberi bantuan untuk pengungsi bencana banjir di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada Kamis, 8 Maret 2021, Tim Reaksi Cepat Ikatek Unhas tiba di Desa Waiburak dan kelurahan Waiwerang Kota Kecamatan Adonara Timur.
Tim relawan Ikatek Unhas dan Berbagi Bersama harus melakukan perjalanan panjang. Jalur pertama selama 4 jam untuk ke Kecamatan Ike Boleng.
Relawan menggunakan Veri Ile Ape dari Dermaga Waibalun Larantuka menuju Dermaga Deri Kecamatan Ike Boleng.
Selanjutnya Tim Relawan Ikatek Unhas melanjutkan perjalanan darat selama kurang-lebih 45 menit menuju Kecamatan Adonara Timur.
Koordinator Tim Relawan Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi Muh Syukri Turusi, melaporkan di Kecamatan Adonara Timur ditemukan 49 orang meninggal dunia dan 23 orang hilang.
Tim Relawan Ikatek Unhas yang dimotori oleh Arios, alumni Teknik Unhas yang juga warga Flores menginstruksikan untuk segera mengaktifasi dapur umum.
"Hal itu dilakukan untuk menyuplai makanan siap saji untuk pengungsi dengan kapasitas 210 orang sekali masak dengan memberdayakan warga lokal setempat," ujar Rully --sapaan Syukri Turusi.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator Dapur Umum Aminah mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moril dan materiil yang diberikan.
Aminah pun berharap Tim Relawan Ikatek Unhas tetap bersama pengungsi selama beberapa hari kedepan.
"Semoga tim Ikatek Unhas masih di sini, beberapa hari ke depan. Apalagi masih banyak warga yang trauma setelah bencana banjir bandang," ujar Aminah.
M Syukri menegaskan Tim Relawan Ikatek Unhas akan menyuplai bahan makanan untuk beberapa hari kedepan.
Untuk itu, Syukri mengajak kepada warga Indonesia di mana pun berada turut membantu saudara-saudara sebangsa yang tertimpa musibah.
"Mari terus BERSAMA BERBAGI untuk membantu menyediakan kebutuhan makanan warga korban Banjir Bandang di kelurahan Waiwerang kota kecamatan Adonara Timur," ujarnya.
Donasi dapat ditransfer melalui Bank BNI (009) No. Rek. 889-9699-696 A.n IKATEK 96 UH
Konfirmasi transferan melalui BERSAMA BERBAGI CALL CENTER 081340734686.
Program Recovery Pasca Gempa Sulbar
Sebelumnya, Tim relawan dari Bersama Berbagi dan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin atau Ikatek Unhas masih di Sulbar untuk program recovery gempa.
Yang terbaru dari kegiatan Bersama Berbagi dan Ikatek Unhas adalah pembuatan saluran air dalam bentuk pipanisasi sejauh 600 meter di Kecamatan Malunda, Majene, Sulbar.
Baca juga: Tim Ikatek Unhas dan Berbagi Bersama, Bagikan Bantuan di 2 Dusun Terisolir di Desa Kabiraan Majene
Baca juga: Dua Hari Relawan Ikatek Unhas Suplai Logistik di Kantor Camat Ulumanda dan Desa Kabiraan, Majene
Dikutip dari pesan tim relawan Bersama Berbagi, program pipanisasi tersebut untuk menyalurkan air bersih ke rumah warga dari mata air sejauh 600 meter.
"Kegiatan terbaru kita di lokasi warga terdampak gempa adalah pipanisasi," kata Koordinator Tim Relawan Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi Muh Syukri Turusi, Jumat (19/3/2021).
Program pipanisasi ini dilakukan Tim relawan Bersama Berbagi dan Ikatek Unhas di Kampung Sunnah Baroangin, Malunda.
Ketersediaan air bersih di lokasi tersebut menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh warga. "Terlebih lagi pada saat musim kemarau," kata Muh Syukri Tusuri.
Karena itu, Tim Reaksi Cepat Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi memasang pipa air sejauh 600 meter untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah warga.
"Penyediaan air bersih dari titik sumber mata air ini untuk mem-back up ketersediaan air bersih bagi warga pada musim kemarau," jelas Muh Syukri Tusuri.
Baca juga: Relawan Ikatek Unhas dan Tim Medis RHC Berikan Layanan Medis ke Pengungsi di Ulumanda Majene Sulbar
Baca juga: Jelang Ramadan 1442 H, Ikatek Unhas, Bersama Berbagi & MaHtaN Bangun 2 Masjid di Lokasi Gempa Sulbar
Selain program pipanisasi, relawan Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi juga telah membuat sebuah sumur bor di Dusun Buttu Tala.
Ketua Kampungsunnah Beroanging Saparuddin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya aas bantuan yang diberikan di lokasi mereka.
"Alhamdulillah kami ucapkan banyak terimakasih kepada para Donatur Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi yang telah membantu warga Kampung," ujar Saparuddin.
"Sehingga warga saat ini lebih mudah mendapatkan air bersih, karena telah memiliki dua sumber air bersih.
"Satu lokasi dari mata air pebukitan Buttu Tala dan satu lagi warga mendapatkan air bersih dari sumber sumur bor," jelas Saparuddin.
"Semoga kelak warga tidak kekurangan air bersih lagi kedepannya, tuturnya," pungkasnya.
Bangun Masjid Darurat
Aktivitas kemanusiaan masih terus dilakukan selama masa pemulihan ini sejumlah organisasi maupun komunitas lokal, nasional, hingga internasional.
Tak terkecuali Ikatan Alumni Teknik (Ikatek) Unhas dan komunitas Berbagi Bersama yang terus memberikan perhatian ke pengungsi sejak musibah terjadi.
Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi serta didukung komunitas Masyarakat Hijrah Tanpa Nama (MaHtaN) telah membangun dua masjid darurat di lokasi pengungsian.
Koordinator Tim Relawan Ikatek Unhas dan Bersama Berbagi Muh Syukri Turusi, mengatakan pembangunan masjid darurat dilakukan karena menjadi kebutuhan warga.
"Apalagi ini sudah semakin dekat dengan bulan Ramadan 1442 Hijriah. Warga di pengungsian minta dibangunkan masjid darurat," kata Rully --sapaan Muh Syukri Tusuri.
"Sebab, masjid yang lama milik warga terdampak gempa dan kondisi tidak memungkinkan lagi untuk dipakai," jelasnya dalam rilis ke tribun-timur.com.
Rully melanjutkan, Ramadan 1442 H kurang dari 40 hari lagi. Bulan mulia dimana amal-amal baik dilipatgandakan oleh Allah segera kita hadapi.
"Kondisi masyarakat Korban Gempa Mamuju dan Majene masih belum pulih. Masih banyak warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsian," ujarnya.
Bahkan sebagian warga, khususnya di wilayah Majene terdampak gempa, telah membuat hunian sementara atau Huntara di pekarangan rumah mereka.
Mereka membangun Huntara, karena sebagian besar warga masih belum berani memperbaiki rumah yang roboh.
Saat ini, kondisi di Majene juga masih menunggu musim panenan padi tiba, beberapa bulan lagi.
Sedangkan hasil kebun banyak yang gagal karena tertimbun longsor. Sebagian warga lagi memberanikan diri untuk melaut pasca Gempa.
"Masih banyak Masjid yang roboh pascagempa dan belum dilakukan perbaikan maupun pembangunan masjid-masjid darurat," kata Muh Syukri Tusuri. (*)
#bersamaberbagi #ikatekuh #ikaunhas #Humanity #longsor #infomakassar #sedekah #sedekahharian #longsorntt #sedekahonline #sedekahmembawaberkahuntuksemua
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/korban-banjir-ntt.jpg)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/dapur-umum-untuk-korban-banjir-ntt-di-desa-waiburak-dan-kelurahan-waiwerang.jpg)