Kolom Teropong
Kolom Teropong Abdul Gafar: Mulus
Dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi mulus merupakan dambaan. Boleh jadi biaya lainnya ditekan seirit mungkin demi mencapai kata ‘mulus’
Kerja kalau akan ada kunjungan petinggi negeri. Misalnya saja jalan yang sudah bertahun-tahun tidak pernah tersentuh oleh perbaikan, dapat seketika disulap menjadi mulus, licin, dan bersih karena sang pejabat akan lewat di situ.
Rakyat akan menikmati kesenangan sementara saja. Seiring waktu berlalu, jalan itu akan kembali rusak karena dikerjakan supercepat.
Pejabat-pejabat tinggi perlu berkunjung ke daerah-daerah secara rutin, agar jalan yang akan dilaluinya selalu terlihat mulus,bersih,dan rapi. Ini namanya diakal-akali. Jadinya kalasi.
Rute perjalanan seorang pejabat tinggi negeri biasanya sebelum dilewati sudah harus ‘mulus’ dari kemungkinan gangguan di jalan.
Ratusan hingga ribuan aparat keamanan diturunkan, baik yang berseragam maupun yang tidak berseragam sudah dipastikan menduduki pos yang telah ditetapkan komandannya.
Arus pergerakan manusia dan kendaraan sudah dibatasi sebelum sang pejabat tinggi lewat. Semua harus berjalan mulus.
Penulis teringat peristiwa beberapa tahun lalu. Saat itu ada seorang pejabat tinggi negeri akan lewat.
Kebetulan juga penulis akan ke Jakarta sebagai pemimpin rombongan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas studi media.
Penulis sempat berdebat dengan petugas karena tidak diizinkan memotong jalan yang akan dilalui sang pejabat. Sempat tertahan.
Padahal pesawat tidak akan menunggu penumpang jika terlambat. Wah, pejabat mulus jalannya, sementara kita rakyat tidak begitu. Baru tahu ya.
Abdul Gafar, Dosen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar