OPNI
Outlook Stabilitas Sistem Keuangan dan Perbankan 2021
Banyak alasan yang mendasari bahwa tahun 2021merupakan tahun harapan positif untuk pulih.
Oleh: Marsuki (Guru Besar FEB Unhas)
Mengawali tahun 2021 banyak amatan dari berbagai pihak memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia secara umum dan sektor keuangan-perbankan khususnya selama tahun 2021 akan memasuki awal masa pemulihan.
Kemudian pelan tapi pasti akan berlanjut ke masa perekonomian yang semakin membaik.
Suatu harapan yang sangat penting dan menentukan untuk meraih keinginan baik dari semua pemangku kepentingan.
Cobaan yang dialami sepanjang tahun 2020 dengan pandemi Covid-19 sangat berat, di mana hampir meluluh-lantahkan banyak sendi kehidupan.
Syukurlah berbagai otoritas strategis terkait telah bertindak untuk memitigasi persoalan yang dihadapi, meskipun sebagian pihak kritis mengganggap masih terlambat, namun syukur hasilnya sudah mulai berdampak positif sejak Triwulan III dan di Triwulan IV-2020.
Banyak alasan yang mendasari bahwa tahun 2021merupakan tahun harapan positif untuk pulih.
Terutama jika upaya penyelesaian prasyarat dasar pemulihan dapat terlaksananya vaksinasi secara bertahap kepada ratusan jiwa penduduk Indonesia, dengan menggunakan tiga asal vaksin utama, Tiongkok, Amerika, dan Eropa.
Dipercaya, bahwa jika proses vaksinansi terealisasi maka berbagai kebijakan dari otoritas terkait utama yang menyertainya, baik sektor moneter, keuangan, perbankan maupun sectoral, akan lebih efektif sehingga memberi dampak positif atas berbagai persoalan yang dihadapi melalui perbaikan perkembangan indikator penentu perekonomian, utamanya konsumsi, investasi, serta peran sektor keuangan dan perbankan.
Struktur ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh private consumption dibanding kontribusi sector lain.
Sehingga pemerintah dan beberapa otoritas terus fokus dan sungguh-sungguh memulihkan ekonomi, utamanya upaya menjaga sector konsumsi.
Komitmen tersebut ditunjukkan dalam struktur APBN 2021 dengan berbagai kebijakan insentif.
Dengan asumsi pandemi bisa dikurangi lebih cepat, misalnya pada triwulan II-2021, maka aktivitas sosial ekonomi diyakini dapat pulih pada awal triwulan III-2021, terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi selama semester II-2021.
Secara keseluruhan konsumsi 2021 diperkirakan berada dalam kisaran normal yaitu 4–5 persen.
Pertumbuhan konsumsi, selanjutnya akan memicu tumbuhnya kembali investasi.