Dialog Akhir Tahun LAPAR Sulsel: Covid-19 Mereset Sendi Kehidupan Manusia
Dalam Dialog Akhir Tahun LAPAR Sulsel mengungkap Covid-19 mengubah kehidupan manusia.
Peran generasi muda juga sangat penting, dalam situasi ini banyak sekali berita hoaks, bahkan melemahkan cinta keberagaman.
"Saat ini memang aspek agama perlu diimplementasi, bukan dalam hal ritual agama tapi interaksi sosial.
Kita sudah lemah dalam ketahanan sosial, tantangan ke depan kita bukan dalam kesehataan tetapi persoalan climate change.
Tantangan kesehatan kita akan sangat dipengurhi oleh pemanasan global," urainya.
Sedangkan pembicara terakhir, Andi Suaib berpendapat dengan kalimat seberapa penting kebijakan kerukunan dan keberaman di Kota Makassar.
Seperti diketahui, Makassar menjadi salah satu sentral ekonomi Indonesia timur.
Pentingnya satu kebijakan dalam menyelaraskan isu.
"Sebenarnya ada peningkatan yang baik dari tahun ke tahun tapi kita akan lihat dalam situasi pandemik ini bagaimana kemudian kebijakan pemerintah kota menyelaraskan isu kerukunan dan ekonomi.
Dalam situasi pandemi kasus intoleransi menurut, mungkin karena aktivitas keagamaan dibatasi ruang,” katanya.
"Secara keseluruhan, secara kebijakan bagaimana memproteksi kejadian-kejadian yang akan terjadi.
Memang potensi toleransi semakin menningkat, memang selama ini kebijakan pemkot belum memberikan perlindungan kerukunan dan keberagamaan.
Ada problem tersendiri yaitu tidak adanya konsolidasi masyarakat sipil, pemerintah, dan swasta. Peluang ditingkat kita yaitu sudah banyak CSO yang menyuarakan isu perdamaian, ini menjadi peluang tersendiri dalam membangun kerukunan dan keberagaman," imbuhnya.
Diskusi-pun berlanjut ke sesi pertanyaan yang diakhir lagi dengam respon dari semua narasumber yang dihadirkan. Hadir dalam kegiatan ini 40 peserta yang terdiri dari tokoh agama, pegiat perdamaian, aktivis lintas iman, dan mahasiswa.(*)