Nadiem Makarim Frustasi, Krisis Pendidikan di Indonesia Akibat Pandemi Covid-19 Jarang Dibahas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menilai, masalah pendidikan jarang dibahas banyak kalangan saat Pandemi Covid-19
Keenam profil tersebut adalah bernalar kritis; kemandirian, kreatif, kebinekaan global yang merupakan upaya agar siswa mencintai keberagaman budaya, agama dan ras di negaranya serta dunia, sekaligus menegaskan mereka juga warga global serta keenam berakhlak mulia.
Sementara itu, Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi, yang sama-sama menjadi pembicara mengapresiasi kurikulum darurat dari Kemendikbud. Sebab kurikulum tersebut menjadi salah satu jawaban atas persoalan di tengah Pandemi Covid-19.
"PGRI Jateng sudah mengeluarkan analisis kurikulum esensial. Disana telah dicoba oleh guru, dan materi enesial yang harus disampaikan tanpa mengurangi esensi si kurikulum itu," ungkap Muhdi.

Pembicara lain, Dirjen Aplikasi dan Informatika Semeul Abrijani Pangarepan
mengatakan bahwa masalah Indonesia adalah masalah konektivitas.
Pandemi Covid-19 memaksa untuk mempercepat transformasi digital. Ruang digital tak bisa operasi tanpa aplikasi. Aplikasi, baik yang dibuat negara atau swasta harus terdaftar dan tercatat, sehingga negara tahu aplikasi apa saja yang beredar di Indonesia.
"Dalam transformasi digital harus ada literasi digital dan digital skills sehingga masyarakat Indonesia tak hanya jadi penonton belaka, namun juga menjadi pelaku aktif dan bahkan Indonesia bisa menjadi pencipta teknologi," demikian Semuel Abrijani.(*)