Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nadiem Makarim Frustasi, Krisis Pendidikan di Indonesia Akibat Pandemi Covid-19 Jarang Dibahas

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menilai, masalah pendidikan jarang dibahas banyak kalangan saat Pandemi Covid-19

Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribunnews
Nadiem Makarim menilai krisis pendidikan tak menjadi perhatian di tengah pandemi covid-19 

Adanya kondisi seperti ini, Nadiem berharap kepada masyarakat agar lebih mudah bisa beradaptasi.

Sebab, kalangan manapun tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

"Kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Oleh karena, setiap insan manusia harus bisa mengubah kebiasaan yang pernah dijalani sebelumnya," tukas dia.

Program Nadiem Makarim Selamatkan Pembelajaran di Tengah Pandemi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sangat bangga bisa menghadiri Webinar Nasional Kelima Taruna Merah Putih (TMP), Minggu (30/8/2020) malam.

Webinar yang mengambil tema "Sistem Pendidikan di Tengah Pademi Covid-19" itu diikuti lebih dari 6.000 peserta.

Nadiem mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat posisinya sangat sulit.

Padahal sejatinya ia sedang melakukan perubahan dramatis terkait dengan reformasi pendidikan.

Maka di tengah pandemi ini, pada mulanya meningkatkan pembelajaran menjadi berorientasi pada penyelamatan Pembelajaran.

Dipandu Wali Kota Semarang Hendra Prihadi sebagai moderator, Nadiem pun mendapat pertanyaan dari aktivis, media, orang tua murid dan guru.

Mendikbud Nadiem Makarim, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Mendikbud Nadiem Makarim, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. (ist)

Bahkan webinar ini memberikan kesempatan kepada Sesya Syakila Putri, anak kelas 5 SD di Magelang untuk bertanya.

Sesya mengatakan bahwa ia sangat kangen dengan sekolah, guru dan temannya.

Dengan nada empati, Nadiem mengatakan bahwa prioritas Kemendibud saat ini adalah mencari cara bagaimana mengembalikan anak-anak ke sekolah agar bisa tatap muka, dengan tetap seaman mungkin.

Tentu saja pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini, bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia, merupakan situasi yang tidak ideal dan memicu ekses psiko-sosial.

Nadiem pun mengatakan bahwa untuk daerah zona kuning dan hijau ada surat keputusan bersama empat kementerian.

Baca: Catat Rekor Baru, Peserta Webinar Nasional TMP soal Pendidikan Tembus Lebih 6.000 Peserta

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved