Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

MUI Makassar Sesalkan Maraknya Isu yang Mencabik Persaudaraan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar menyesalkan munculnya berbagai isu mengoyak persaudaraan di tengah masyarakat belakangan ini. 

Editor: Edi Sumardi
MUI MAKASSAR
FGD MUI - Focus Group Discussion (FGD) bertema Internalisasi Nilai-nilai Ukhuwah Perspektif Keberagaman yang digelar MUI Kota Makassar di Hotel Almadera, Jl Somba Opu, Makassar, Sulsel, Sabtu (6/9/2025). MUI menyesalkan maraknya isu yang mengoyak persaudaraan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar menyesalkan munculnya berbagai isu mengoyak persaudaraan di tengah masyarakat belakangan ini. 

Fenomena tersebut dianggap melemahkan nilai ukhuwah yang semestinya menjadi perekat dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Internalisasi Nilai-nilai Ukhuwah Perspektif Keberagaman yang digelar MUI Kota Makassar di Hotel Almadera, Jl Somba Opu, Makassar, Sulsel, Sabtu (6/9/2025).

Ketua Komisi Ukhuwah MUI Kota Makassar, Dr Machmud Suyuti MAg dalam siaran persnya menegaskan, ukhuwah tidak sebatas persaudaraan seagama atau sesuku, melainkan juga ukhuwah khalqiah, yakni persaudaraan sesama makhluk Allah.

“Sangat disayangkan munculnya isu-isu yang mengoyak ukhuwah dengan beredarnya caci maki dan ujaran kebencian antar pribadi maupun kelompok sesama makhluk Tuhan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa hidup dalam keragaman menuntut sikap saling memahami.

“Perbedaan bisa menjadi berkah, tetapi juga bisa menjadi musibah. Tanpa ukhuwah, keragaman mudah melahirkan konflik,” katanya lebih lanjut.

Sekretaris Umum MUI Sulawesi Selatan, Prof Dr KH Muammar Bakry Lc MA mengingatkan pentingnya merawat persaudaraan sebagai penopang kehidupan.

“Tanpa ada persaudaraan maka hidup kita terasa pahit. Tidak ada yang hilang kalau kita punya teman, karena teman itu selalu melihat saudaranya,” katanya.

Muammar menjelaskan, persaudaraan dalam Al-Qur’an memiliki makna yang luas dan moderat.

Ia menilai pemahaman yang sempit hanya akan membatasi makna sesungguhnya. Persaudaraan, lanjutnya, adalah nikmat Tuhan yang mampu menjadi sandaran, meringankan beban hidup, sekaligus memperindah perjalanan manusia.

“Tempat itu tergantung penghuninya, dan orang itu tergantung saudaranya,” katanya menambahkan.

FGD ini menghadirkan tokoh agama, akademisi, serta pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi memperkuat ukhuwah sebagai landasan harmoni sosial di Makassar.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved