Kolom Ahmad M Sewang
Berjuang Memerlukan Keyakinan dan Kesabaran
Ketika Three Datuk's melakukan islamasasi di Kerajaan Gowa, mereka mengembangkan Islam minimal yang penting bersahadat lebih dahulu.
Oleh: Ahmad M. Sewang
Guru Besar UIN Alauddin Makassar - Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidad (IMMIM)
Seri tulisan ini, sekaligus sebagai jawaban beberapa pertanyaan pada tulisan hari Senin (29/6/2020) lalu.
Penulis berterima kasih atas respon dari teman-teman yang tidak bisa disebut namanya satu per satu, baik yang merespon positip atau pun bersikap kiritis.
Bagi penulis semuanya merupakan al-sarwah atau sebuah kekayaan dalam khazanah pengetahuan penulis untuk langkah berikutnya.
• China Berhasil Temukan Vaksi Corona, Ogah Bagi-bagi dan Langsung Disuntikkan ke Pasuka Militernya
Dalam buku terakhir yang berjudul Persatuan Umat dan Saling Memahami Perbedaan penulis mengutip pendapat seorang ulama besar, Abdul Azim al-Zarqani, tidak mudah membangun persatuan umat, tetapi beliau tetap memberi optimisme dengan mengatakan:
"Jika ada cita-cita mulia yang kegagalannya diperkirakan 99% dan masih hanya ada 1% kemungkinan berhasil, maka lebih baik mengembangkan yang 1% itu."
Penulis memiliki pengalaman pribadi dari penelitian disertasi di negeri "Kincir Angin" selama setahun penuh.
Ketika Three Datuk's melakukan islamasasi di kerajaan Gowa, mereka mengembangkan Islam minimal yang penting bersahadat lebih dahulu.
Sebab jika langsung Islam kaffah yang dikembangkan, bukannya islamisasi akan berhasil, tetapi kegagalanlah akan mengadang.
Mengingat kentalnya tradisi masyarakat waktu itu yang kontradiktif dengan ajaran Islam sendiri.
Menurut, Datuk Tallua, "Yang akan melakukan intensifikasi Islam agar masyarakat bisa mengetahui Islam secara lebih baik adalah nanti generasi penyebar Islam berikutnya."
Jadi dalam berjuang perlu optimisme, keyakinan, dan kesabaran, serta akal sehat dan selalu mempertimbangkan rambu-rambu dalam masyarakat.
Islam tidak boleh dipaksakan kepada siapa pun. Dari metode mpenyebaran Islam yang berbeda tersebut, telah membuahkan hasil yang berbeda.
• Mengenang Mochtar Lubis, Ikut Dirikan Kantor Berita Antara, Pernah Dipenjara saat Era Soekarno
Islam pada awalnya di pesisir utara Jawa lebih singkretis dibanding Islam di Sulawesi Selatan pada awalnya menganut Islam formalistik.
Secara formal mengaku Islam tetapi dalam waktu yang sama juga melaksanakan amalan yang bertentangan dengan ajaran Islam.