Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Lutim

Positif Corona Capai 496 Kasus, Sekretaris TGPP Covid-19 Luwu Timur: Memang Dicari Lewat Kerja

Data Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur Minggu (28/6/2020) tercatat, positif 496 mencapai kasus, sembuh 368 kasus dan masih dirawat 128 kasus.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/IVAN
Sekretaris Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur, Muh Zabur 

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Kasus virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) angkanya terus bertambah.

Data Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur Minggu (28/6/2020) tercatat, positif 496 mencapai kasus, sembuh 368 kasus dan masih dirawat 128 kasus.

Pemprov Sulsel bahkan pemerintah pusat menaruh perhatian kepada Kabupaten Luwu Timur perihal tingginya kasus positif.

Perihal kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur pun tidak berencana meminta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sekretaris Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur, Muh Zabur mengatakan, pemkab tidak ada rencana untuk meminta dilakukannya PSBB.

"Nda perlu penerapan PSBB. Paling tidak penerapan PSBB yah cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak," kata Muh Zabur kepada TribunLutim.com, Minggu (28/6/2020).

Menurut Zabur, pembelakuan PSBB perlu perhitungan yang matang terkait logistik, aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

"Karena PSBB itu banyak sendi kehidupan yang diatur," imbuhnya.

Muh Zabur juga menjelaskan kenapa angka kasus positif di Luwu Timur meningkat dan lumayan banyak dibanding daerah lain di Sulsel.

"Tinggi angkanya bukan berarti kami lalai. Aktif kita melakukan screening," jelas Kepala BPBD Luwu Timur ini.

"Ini barang bukan orang masuk rumah sakit kemudian langsung positif. Tapi memang dicari lewat kerja kerja," kata Zabur.

Selain screening, juga dilakukan testing diawali rapid test. Kalau reaktif dilakukan tracing untuk mencari orang yang kontak dengan reaktif ini.

Termasuk dilakukan swab control atau uji swab test untuk membuktikan apakah warga tersebut terpapar atau tidak virus corona.

"Bukan berarti banyak (kasus) berarti gagal, tidak. Angka-angka ini memang dicari untuk memutus mata rantai," katanya.

"Jadi memutus mata rantai bukan berarti tidak mencari apa-apa. Kalau itu mau kita lakukan, sudah lama mi kita berhenti (tidak ada kasus baru)," jelas Zabur.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved