KILAS TOKYO
Inisiatif Super City
Masyarakat harus membuat paradigma baru dan siap hidup normal dengan cara yang baru.
Negara ini juga punya banyak teknologi penting di semua lini, tinggal diintegrasikan saja.
Apalagi PM Jepang Shinzo Abe sebelum munculnya Covid-19 sudah memproklamirkan sedang menuju ke Society 5.0; masyarakat berbasis teknologi terintegrasi dan mampu menyelesaikan masalah sosial secara cerdas.
Termasuk aspek medical dan health care tentunya.
Kita mungkin tahu, konsep Smart City adalah sebuah kota cerdas berteknologi terbaru dalam pengelolaan energi, transportasi dan sektor lain, juga mampu memudahkan masyarakatnya untuk akses informasi secara cepat dan tepat.
Sebagai contoh kota kecil Songdo di Korea Selatan; kota bertema high technology dan ramah lingkungan.
Atau kota Toronto yang mampu mendeteksi pergerakan manusia dan barang menggunakan big data terkontrol.
• VIRAL, Personel Polsek dan Istrinya Selamatkan Jambret dari Amukan Massa, Terkena Pukulan Warga
Konsep Super City terlihat lebih spesifik dari Smart City: dalam artian tidak bersaing untuk mengadopsi kemajuan teknologi terbaru di berbagai sektor karena infrastruktur Jepang tergolong sudah praktis dan cukup bagus.
Tapi konsep Super City lebih menuju penerapan teknologi IT terintegrasi berbasis partisipasi warga yang bisa memberi solusi mendasar terhadap berbagai problem lokal seperti aging issues dan population decline.
Misalnya, pembelajaran online akan menyeluruh. Sistem medical akan memungkinkan pasien menerima konsultasi telemedicine dan guidance jarak jauh.
Juga autonomous vehicle yang aman, home delivery, drone dan masih banyak lagi.
Siap atau tidak, setiap negara memang harus segera menyiapkan inovasi diri.
Agar bisa sukses dan survive dalam era ‘normal’ baru yang tengah lahir. (*)
Artikel di atas telah terbit di Kolom Kilas Tokyo Rubrik Opini koran Tribun Timur edisi cetak Sabtu 20 Juni 2020
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/kawasan-entertainment-kabukicho-daerah-shinjuku.jpg)