KILAS TOKYO
Inisiatif Super City
Masyarakat harus membuat paradigma baru dan siap hidup normal dengan cara yang baru.
Oleh: Muh. Zulkifli Mochtar
Doktor alumni Jepang asal Makassar. Bermukim di Tokyo
MARILAH berkeyakinan, yang dianggap ‘new normal’ saat ini siap bermetaforsi menjadi ‘normal’ ke depannya.
Dalam artian, wajah dunia memang harus berubah setelah munculnya pandemik. Dalam berbagai perspektif.
Dari sekian banyak: bidang artificial intelligent, teknologi komunikasi dan inovasi IT akan makin dominan.
Masyarakat sudah melihat betapa praktisnya teleworking, wawancara online, webinar seminar dan banyak lagi.
Minggu lalu saya ikut sebuah webinar tentang Mobility Management.
Menurut penyelenggara cuma butuh dua minggu untuk persiapan. Padahal tahun sebelumnya butuh 3-4 bulan.
Apalagi tidak pakai acara makan minum dan sewa venue lagi.
Banyak teman pun mendadak jadi gandrung ikut seminar nasional dan internasional.
Pembelajaran, transfer ilmu dan pengalaman akan semakin hebat. Betapa berguna, praktis dan ekonomisnya kondisi baru ini.
Jepang juga sudah memperoleh pembelajaran penting urgensi teknologi dan kekuatan IT dari Covid 19 ini.
Sesuatu yang tidak didapatkan saat wabah MERS dan SARS.
• Sanksi Buat Warga Makassar Tak Pakai Masker, Salah Satunya Pembekuan KTP
Parlemen Diet Jepang bulan Mei lalu menyetujui RUU untuk merancang dan mewujudkan ‘Super City’.
Sebenarnya inisiatif ini sudah ada dan diajukan sejak Oktober 2018.
Hanya, urgensinya bergaung hebat kembali ketika berbagai kelemahan kota terlihat saat pandemik menyerang.