Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Siti Fadilah Supari vs WHO

Menyikapi situasi yang dilakukan SFS, seyogianya publik menilainya dalam konteks empirik-ilmiah. Perlu kearifan ilmiah yang bertanggung-jawab.

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto Siti Fadilah Supari vs WHO
tribun timur
forum studi humaniora makassar

Hal ini seharusnya publik tidak hanya menempatkannya dalam diskursus media atau isu periveral saja.

Tenaga Kesehatan Dirumahkan karena Pengunjung Rumah Sakit Sepi, Ini Reaksi PPNI

Melihatnya harus dengan empati dan kerangka pemikiran kritis. Kesendirian berlawan SFS malah tidak mendapat perhatian oleh para aktifis atau pegiat sosial.

Para aktifis yang justru seharusnya menjadi mainstream dalam perjuangannya melawan kejahatan korporasi.

Sosok berani SFS telah mengangkat belati kecil dan mengibar bendera perlawanan terhadap raksasa kejahatan korporasi.

Publik harus melihat isyarat ini setidak-tidaknya rakyat harus kritis dalam menelaah pandemi Covid-19 sebagai teror canggih bagi publik global.

Kritis Cerdas

Terlepas bahwa publik percaya dengan teori konspirasi atau tidak, diskursus ini tetap menarik dijadikan literasi dalam meng-kacamatai sebuah peristiwa.

Sejarah peradaban umat manusia, konspirasi menjadi sebuah kata kunci untuk menuju sebuah capaian, bisa dalam magna kekuasaan.

Magna kekuasaan tidak dapat artikulasikan hanya sebuah peran politik semata.

Konspirasi juga tidak hanya dapat disimplikasi bahkan diperiveralisasi sinistis. Tapi konspirasi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, dalam menyikapi situasi yang dilakukan oleh SFS, seyogianya publik harus menilainya dalam konteks empirik-ilmiah.

Dua Desa Dataran Tinggi Gowa Diterjang Longsor

Tidak adil jika menilai peristiwa ini disambut dengan narasi kosong. Perlu kearifan ilmiah yang bertanggung-jawab dalam mengurai dan runut mengurainya.

Agar publik menerimanya secara kritis dan logis.

Jika memang seandainya bahwa apa yang dikatakan oleh SFS menjadi benar adanya, maka tugas pokok publik mengklarifikasinya sesuai dengan kaidah, norma, dan ke-etika-an ilmiah.

Jika metode ini dilakukan, maka pencarian dalam sebuah peristiwa dapat menguak kebenaran hakiki.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved