Angka Kehamilan
Ada 1.835 Ibu Hamil di Bulukumba Selama Pandemi Covid-19
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulukumba, mencatat ada ribuan angka kehamilan di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, selama pandemi Covid-19.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
Dampak pandemi Covid-19 pada sistem kesehatan perempuan, salah satunya ialah Kehamilan.
• Tak Ada yang Boleh Miliki Elvina Meski Orangtua Ogah Restui, Pemuda Ini Bunuh dan Mutilasi Pacarnya
Diperkirakan dalam beberapa bulan ke depan terjadi peningkatan jutaan perempuan yang tidak dapat mengakses pelayanan Keluarga Berencana.
Sehingga mengalami Kehamilan yang tidak diinginkan, mengalami kekerasan berbasis gender, dan praktik berbahaya lainnya.
Berdasarkan data penelitian yang dikeluarkan United Nations Population Fund (UNFPA), badan PBB di bidang kesehatan seksual dan reproduksi, mengungkapkan dampak Covid-19 dalam skala besar terhadap perempuan.
Kondisi ini dikarenakan sistem kesehatan mengalami kelebihan beban, penutupan fasilitas atau hanya tersedianya pelayanan terbatas kepada perempuan dan anak perempuan.
Sebagian perempuan juga akan memilih untuk melewatkan pemeriksaan medis yang penting karena ketakutan akan tertular virus Corona yang tengah mewabah ini.
Gangguan pada rantai pasok global juga dapat berakibat pada keterbatasan ketersediaan alat kontrasepsi.
Serta kekerasan berbasis gender berpotensi meningkat karena perempuan tertahan di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama.
Direktur Eksekutif UNFPA Dr. Natalia Kanem mengungkapkan data baru ini menunjukkan dampak bencana Covid-19 yang dalam waktu dekat akan dialami oleh perempuan dan anak perempuan secara global.
"Pandemi ini akan memperparah ketidaksetaraan, jutaan perempuan dan anak perempuan sekarang beresiko kehilangan kemampuan untuk merencanakan keluarga mereka, melindungi tubuh dan kesehatan mereka,” ujar Kanem dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).
Data UNFPA menunjukkan, 47 juta perempuan di 114 negara berpenghasilan rendah-menengah tidak akan dapat mengakses kontrasepsi modern.

Akibat karantina wilayah
Akibatnya, sebanyak 7 juta kehamilan tidak diinginkan akan terjadi jika karantina wilayah (lockdown) berlangsung hingga 6 bulan dan adanya gangguan pelayanan kesehatan.
Di mana untuk setiap rentang 3 bulan karantina wilayah, akan bertambah sekitar 2 juta perempuan yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi modern.
Tak hanya itu, 31 juta tambahan kasus kekerasan berbasis gender akan terjadi bila karantina wilayah berlangsung hingga 6 bulan.