Rumah Ramadhan
Keluarga
Kolom Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Sejatinya sebuah keluarga saling menyempurnakan. Selama kepribadian semata yang dijadikan tolak ukur, kemungkinan akan mengalami kekecewaan pada pasangannya.
Tidak ada manusia yang sempurna. Ikatan perkawinan menuntut untuk saling menyempurnakan dengan menerima kekurangan pasangannya, memperbaiki segala kekurangannya.
Di sinilah pentingnya menjaga kesakralan berumah tangga. Seorang suami menjadi imam harus memosisikan diri sebagai pemimpin sejatinya, membimbing dan mendidik istri dan anak-anaknya.
Sebaliknya, sang istri harus memahami posisi sang suami.
Apabila fungsi itu tidak berjalan, semisal istri yang sepenuhnya mengendalikan kepemimpinan keluarga dengan mengabaikan suami, atau suami mengabaikan peran istri, alarm pertama akan hancurnya bangunan sebuah keluarga.
Idealnya menjalankan peran masing-masing dengan saling memahami.
Modal itu dalam berkeluarga adalah cinta. Cinta menjadi energi yang mengikatnya dalam ikatan mulia berlandaskan agama.
Rasa cinta suami istri secara tulis atas ridha Allah itu akan turun pada anak-anaknya. Hubungan saling mencintai karena Allah itulah, kita bangun keluarga. (*)
Baca juga kolom Rumah Ramadhan yang ditulis Dr Firdaus Muhammad:
Pesan AGH Sanusi Baco Menyambut Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19