Terjadi di Indonesia, Jalani Pemeriksaan hingga 12 Kali, Hasil Tes PDP Corona Bikin Dokter Bingung
Hasil tes PCR seorang Pasien Dalam Pengawasan atau PDP Virus Corona atau Covid 19 membingungkan tim dokter.
Apa itu Virus Corona
Virus corona baru atau novel coronavirus (nCoV) adalah jenis virus corona baru yang menimbulkan penyakit yang bernama Covid-19.
Sebelum dikenal sebagai Covid-19, penyakit ditimbulkan Virus Corona baru (nCoV) dikenal sebagai virus corona baru 2019 atau 2019-nCoV.
Virus corona baru adalah virus baru, tapi mirip dengan keluarga virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan sejumlah influensa biasa.
Gejala Virus Corona
Bila seseorang terinfeksi Virus Corona, dia akan menunjukkan gejala dalam 1-14 hari sejak terpapar virus.
Gejala Virus Corona umumnya adalah
- demam
- rasa lelah
- batuk kering
Ciri-ciri Virus Corona Terbaru, Kini Serang Kulit dan Mata, Waspada Gejala Covid-19 Terkesan Ringan
Kasus Virus Corona atau COvid-19 di Indonesia kini makin mengkhawatirkan.
Sudah lebih dari 4 ribu orang positif penyakit tersebut. Makin tinggi kasus, makin banyak pula Ciri-ciri Virus Corona bermunculan selain batuk dan demam. Kini serang kulit dan saraf.
Ada juga yang menunjukkan sejumlah gejala Corona yang terkesan sepele.
Makanya banyak yang tak menyadari dirinya terkena virus berbahaya tersebut hingga tetap saja beraktivitas di luar.
Cek selengkapnya di sini:
Serang Kulit
Ahli Perancis baru-baru ini mengatakan bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis, seperti pseudo-frostbite (radang dingin semu), kulit kemerahan yang kadang menyakitkan, dan gatal-gatal.
Menurut persatuan dokter spesialis kulit dan penyakit kelamin Perancis (SNDV), gejala dermatologis itu memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan dan kemungkinan terkait dengan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.
Banyaknya pasien Covid-19 yang melaporkan gejala di atas semakin menguatkan bahwa hal ini berhubungan dengan infeksi virus corona.
"Gejala dermatologis dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan," ungkap SNDV dalam siaran persnya, seperti dilansir The Jerusalem Post, Minggu (12/4/2020).
Sekitar 400 pakar kulit di Perancis telah mendiskusikan gejala baru ini melalui grup WhatsApp khusus.
Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin terkait dengan tanda Covid-19 lainnya, seperti masalah pernapasan.
• 7 Film Bertemakan Perjuangan Wanita, Cocok Ditonton di Momen Hari Kartini ini
• UPDATE! Link Nonton Online & Download The World of The Married Eps 1-8, Nonton di HP Sub Indonesia
• Pemprov Sulsel Minta Kemenaker Transpasan Terkait Lulusan Gelombang I Prakerja
Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.
Dari diskusi itu diketahui bahwa tidak semua pasien Covid-19 mengalami komplikasi dan banyak juga yang tidak mengalami gangguan pernapasan sama sekali, sementara sistem kekebalan tubuh melawan virus.
Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa pasien Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun masih dapat menginfeksi orang lain.
Oleh sebab itu, di rumah saja adalah cara tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru.
"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi kulit ini dapat dikaitkan dengan Covid-19."
"Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus secepat mungkin," kata SNDV dalam siaran pers yang dilansir New York Times.
Sering ke toilet
Dilansir dari The Sun, gejala ringan tersebut di antaranya sering pergi ke toilet.
Meskipun tidak ada jumlah normal namun orang yang positif virus Corona membutuhkan lebih banyak waktu dari biasanya.
Dokter 4 U GP Dr Diana Gall menjelaskan kepada Express:
"Masalah pencernaan dan perubahan kebiasaan buang air besar sehingga menjadi lebih sering pergi ke toilet, kadang-kadang merupakan tanda pertama bahwa Anda mengalami sesuatu, bukan hanya dengan Coronavirus ini."
"Namun, diare telah dilaporkan sebagai gejala awal pada pasien yang kemudian dites positif untuk covid-19."
Serang Syaraf
Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.
Times melaporkan, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami masalah neurologis, termasuk kebingungan, stroke, dan kejang.
Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki.
Sementara pasien yang lain mengalami serangan jantung serius, tetapi tanpa penyumbatan pembuluh darah.
Menurut Forbes, banyak gejala baru yang mungkin merupakan tanda virus corona.
Namun sayangnya, hal ini belum dapat ditangani lebih jauh karena semua dokter di seluruh dunia sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan.
Insfeki Mata
The British Association of Otorhinolaryngology, yang mewakili para ahli kedokteran telinga, hidung dan tenggorokan, menjelaskan bahwa konjungtivitis infeksi mata mungkin juga merupakan tanda idap virus corona.
Dalam sebuah pernyataan, dokumen tersebut mengatakan bukti dari negara lain bahwa titik masuk untuk virus corona sering di daerah mata, hidung dan tenggorokan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Ophthalmology menemukan bahwa 31,6 persen dari 38 pasien dengan covid-19 di rumah sakit di provinsi Hubei memiliki gejala yang berkaitan dengan mata, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan dalam skala yang lebih besar.(*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien yang Hasil Tesnya Membingungkan Ini Jalani Tes Corona Ke-12"