Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

update corona sulsel

Ventilator Terbatas, Sembuhnya Prof Idrus Paturusi Jadi Penyemangat Tim Medis di Sulsel

Angka dari Amerika ini jauh melampaui negara pewabah (epidemi) China, yang sejak 3 pekan lalu, stagnan di angka 83.189 kasus dengan kamatian 3.318

Editor: Thamzil Thahir
Handover
Dedikasi Prof Idrus Paturusi untuk Kemanusiaan, Kini Terinfeksi saat Bantu Tangani Pasien Covid-19 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Memasuki pekan ketiga masa siaga penanggulangan wabah corona virus disease 2020 (COVID-19) di Sulsel, keresahan perlahan mulai berubah jadi harapan.

Kesembuhan dokter spesialis bencana Indonesia, Prof Dr dr Idrus Paturusi, awal pekan ini, dinilai jadi penyemangat baru bagi tim medis di Sulsel, yang selama tiga pekan terakhir was-was dengan minimnya alat pengamanan diri (APD).

Di lain pihak, kesadaran warga menaati imbauan pemerintah untuk membatasi aktivitas fisik sosial di luar rumah diyakini bisa mempercepat pemulihan wabah global yang menyerang organ pernafasan ini.

Harapan itu pasokan alat pengaman diri (APD), masker, alat penguji cepat (rapid test kit), dan obat-obatan medik bagi rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, relatif mulai mengalir dari Jakarta ke 34 provinsi.

Namun di tengah naiknya angka pasien positif Sulsel sepekan terakhir, menjadi 66 positif, 56 dirawat, 4 sembuh dan 6 meninggal dunia, ketersediaan alat bantu pernafasan (ventilator) jadi kebutuhan mendesak.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Husni Thamrin mengatakan, setiap rumah sakit rujukan dan penyangga punya.

"Namun unitnya terbatas," ujar Husni di Sela video conference Satgas Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, Kamis (2/4/2020) malam.

Satgas Gugus COVID-19 Sulsel: Ventilator Cukup Namun Terbatas

Terbaru! 16 Pasien Positif dan PdP Virus Corona ( Covid-19 ) di Sulsel Sembuh, 10 Meninggal Dunia

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar Dr dr Siswanto Wahab Sp KK CK kepada Tribun, awal pekan ini, mengkonfirmasi kondisi ini.

“Rumah sakit rujukan kita terbatas, peralatan dan fasilitas medik dan dokter juga demikian, Namun penanganan ini bisa teratasi jika warga membatasi mobilitas sosial, dan  tak panik jika menghadapi gejala sakit, demam, flu, batuk dengan langsung ke rumah sakit. Bantu kami dengan berdiam di rumah,” ujarnya.

Zainal Dalle (pakai peci) bersama dr Onasis saat bertemu di Makassar, Kamis (27/6/2019)
Zainal Dalle (pakai peci) bersama dr Onasis saat bertemu di Makassar, Kamis (27/6/2019) (Dok Zainal Dalle)

Dokter Onasis Ande Sp.Rad, salah seorang tenaga medis pananganan pasien COVID di Makassar, paket kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing dan work from home, adalah strategi jitu memutus mata rantai virus. 

Menurutnya, fokus pengadaan ventilator diyakini sebagai langkah taktis yang mendesak. 

“Untuk pencegahan kita okelah. Beberapa hari terakhir  untuk penanganan medik, serba terbatas, masih banyak rumah sakit dan fasilitas medik di daerah yang mengeluhkan minimnya ventilator (alat bantu pernafasan) bagi pasien posotif,”  ujarnya saat dimintai komentar, Kamis (2/4) petang.

Ini belum lagi jika menyoal ketersediaan alat peredam virus bagi pasien positif seperti alat medik polymerase chain reaction (PCR) dengan metode pengambilan lendir di tenggorokan atau organ pernafasan (SWAB), atau  ventilator (alat bantu pernafasan).

“Dibanding dua pekan lalu, beberapa hari terakhir, metode penanganan medik relatif lebih rapi. Logistisk APD berangsur mulai datang dari pusat,” ujar salah dr Onasis Ande Sp.Rad, kepada Tribun, Kamis (2/4).

Kebijakan menjadikan semua rumah sakit ‘siaga’ Covid-19 di Sulsel, setidaknya bisa menambah optimisme, Sulsel bisa menghadapi ini.

BREAKING NEWS: Alhamdulillah, Hasil Pemeriksaan Swab Ketiga, Prof Idrus Paturusi Kini Negatif

Cerita Istri Prof Idrus Paturusi Saat Tahu Sang Suami Positif Corona

Dia mengakui, ruang pengetesan atau penanganan khusus seperti metode PCR yang membutuhkan laboratorium Biosafety Level (BSL)  atau ICU, juga terbatas.

Menurutnya, dibanding dua pekan lalu, penanangan medik kasus CoVID di Makassar, bisa mengobati keresahan tenaga medik.

Dia mengakui, dokter dan paremedis juga masih dihantui ‘kecamasan terpapar’ virus.

Namun, menurut dokter Onasis, sembuhnya dokter ‘spesialis bencana’ senior Prof Dr dr Idrus Paturusi, Selasa (31/3) lalu, jadi penyemangat baru, bahwa Sulsel bisa melalui masa-masa kritis dan keresahan COVID.

Kini, jelasnya, meski pneumonia ini sejatinya jadi ranah dokter spesialis paru dan penyakit dalam, namun kondisi ini sudah memunculkan kesadaran baru di korps dokter.

“Dalam kondisi ini semua dokter bisa ambil langkah medik. Ini sudah sumpah profesi, keterbatasan APD, juga mulai teratasi, tapi kalau kepanikan warga terus bertambah, tak mau pakai masker kalau terpaksa keluar rumah, atau terus kongkow-kongkow di luar, virus ini tambah ganas,” kata Onasis.

Di tengah darurat global COVID-19, negara-negara terjangkit (pandemi) seperti Amerika pun kelabakan.
Gubernur New York Andrew Cuomo menegaskan kini di seluruh rumah sakit di kotanya, alat anastesi pun diubah jadi ventilator, mesin alat bantu pernafasan.
Bahkan satu unit ventilator dibuka akses untuk dua pasien.

Ventilator menjadi komoditi termahal di masa-masa ketidakpastian ini.
Ventilator di China, Jepang, Taiwan, habis diborong dunia, ini tantangannya.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Erwin Aksa, meyebut, harga 1 unit ventilator di situs dagang online global, Ebay dan Alibaba naik dua kalilipat dari 25 ribu USD jadi 50 ribu USD, atau jadi Rp700 juta per unit.

Wakil Ketua Umum Kadin Harap Gubernur Sulsel Buka Akses Impor Ventilator dari Jepang

Terbaru! 16 Pasien Positif dan PdP Virus Corona ( Covid-19 ) di Sulsel Sembuh, 10 Meninggal Dunia

Satgas Gugus COVID-19 Sulsel: Ventilator Cukup Namun Terbatas


"Yang membeli hanya boleh pihak pemerintah, lembaga bisnis tak bisa. Makanya kami minta Pak Gubernur Sulsel atau kepala daerah lain yang punya akses global untuk bisa membuka akses," ujarnya kepada Tribun, Kamis (2/4) malam.

Efek minimnya ventilator kini dialami Italia dan Spanyol, dia negara paling parah terpapar Corona.

Perdana Menteri  Italia Giuseppe Conte pun dilaporkan mulai prsuatasi.

Minggu pekan lalu, ada 427 Meninggal, sehari kemudian tambah menjadi 627 pasien. Tercatat ada 1529 orang Meninggal Dalam 3 hari dengan angka kasus baru harian mencapai puncak 5986 Kasus.

Hingga Kamis (2/4) malam, kini ada 110.574 kasus di Italia, dengan total yang meninggal dunia mencapai 13.155 orang. Ini negara paling parah.

Menyusul Spanyol dengan 110.574 kasus dengan 10.003 kematian..

 

Diprediksi Amerika Serikat akan menyusul dengan kasus serupa; 110.238 kasus dan kematian 5.137 orang.

Angka dari Amerika ini sudah jauh melampaui negara pewabah (epidemi) China, yang sejak tiga pekan lalu, stagnan di angka 83.189 kasus dengan kamatian stagnan 3.318 orang.

Meski rasio kematian di Indonesia relatif lebih kecil dari jumlah penduduk, (1790 kasus dengan 170 kematian) namun belum ada isyarat kapan wabah ini mereda.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved