Update Corona Sulsel
Satgas Gugus COVID-19 Sulsel: Ventilator Cukup Namun Terbatas
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Husni Thamrin mengatakan, setiap rumah sakit rujukan dan penyangga punya.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketersediaan ventilator atau alat bantu nafas bagi pasien Covid-19 di Sulawesi Selatan mencukupi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Husni Thamrin mengatakan, setiap rumah sakit rujukan dan penyangga punya.
"Namun unitnya terbatas," ujar Husni di Sela video conference Satgas Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, Kamis (2/4/2020).
Menurutnya, ventilator diperuntukkan bagi kasus Pneumonia yang berat.
• Wakil Ketua Umum Kadin Harap Gubernur Sulsel Buka Akses Impor Ventilator dari Jepang
• Apa Itu Ventilator? Berikut Penjelasan Dokter Ahli
• Rumah Sakit Rujukan Virus Corona, RS Wahidin Miliki 2, RS Tadjuddin 1 Ventilator
"Tidak semua positif butuh ventilator. Ada positif direkomendasikan isolasi mandiri di rumah. Namun sebagian kecil dari 66 positif Corona yang membutuhkan ventilator," ujar Husni.
Kasus Pneumonia yang berat menunjukkan gejala penyakit yang sesak.
"Setiap RS punya, namun terbatas. Soalnya kasus ini langka. Nanti setelah ada Covid-19, otomatis Pneumonia ini meningkat. Sehingga kebutuhan kamar isolasi yang memiliki ventilator sangat dibutuhkan," ujarnya.
Selama ini, dokter anastesi mengindentifikasi pasien positif dengan gejala yang berbeda-beda.
"Kalau gejalanya berat, wajib ada ventilator. Alhamdulillah ketersediaan terkecukupi," ujarnya.
Bantuan Ventilator
Sekadar dikatahui, mesin bantu pernafasan VENTILATOR kini jadi produk paling mahal di dunia,
Di tengah darurat global COVID-19, negara-negara terjangkit (pandemi) seperti Amerika pun kelabakan.
Gubernur New York Andrew Cuomo seperti dilansir CNN dan CNBC, Kamis (2/4/2020) menegaskan kini di seluruh rumah sakit di kotanya, alat anastesi pun diubah jadi ventilator, mesin alat bantu pernafasan.
Bahkan satu unit ventilator dibuka akses untuk dua pasien.
Ventilator di China, Jepang, Taiwan, habis diborong dunia, ini tantangannya.
Harga 1 unit ventilator di situs dagang online global, Ebay dan Alibaba naik dua kalilipat dari 25 ribu USD jadi 50 ribu USD, atau jadi Rp700 juta per unit.
Yang membeli hanya boleh pihak pemerintah, lembaga bisnis tak bisa.