Menghadapi Virus Corona Baru

Peraturan-peratura IHR antara lain menyebutkan bahwa surveilans, upaya tanggap, laboratorium, sumber daya manusia, komunikasi risiko dan kesiap-siagaan adalah komponen utama deteksi dini dan pengobatan segera untuk menanggulangi penyakit-penyakit infeksi yang berpotensi mewabah.

Pihak China sendiri telah menunjukkan sejumlah langkah penting dalam menghadapi penularan virus corona baru seperti terlihat pada 12 Januari lalu ketika mereka membagikan sekuensing DNA virus tersebut sehingga dapat dipelajari di laboratorium-laboratorium di banyak negara.

Kemauan China membagikan informasi genetik penting itu membuat lembaga riset penyakit infeksi Peter Doherty Institute di Melbourne, Australia, berhasil membuat kultur (copy) virus tersebut.

Ini langkah penting untuk memahami virus lebih baik dan menemukan obat maupun vaksinnya. Di Amerika Serikat, National Institute of Health (NIH) juga menyatakan telah menyiapkan sejumlah kandidat vaksin.

Selain upaya-upaya di atas, WHO meminta setiap negara mempersiapkan penyelidikan dan pengelolaan kasus virus corona baru di berbagai pintu masuk, khususnya di bandar udara misalnya melalui pemindaian suhu tubuh. Rekomendasi lainnya adalah pengintensifan pemberian informasi dan pemantauan (surveilans) serta penanganan efektif infeksi oleh lembaga-lembaga- kesehatan.

Sejarah umat manusia memang diwarnai pergulatan menghadapi kuman. Ada banyak pelajaran menghadapi kuman-kuman dan wabah seperti SARS, MERS, flu burung, ebola yang terjadi beberapa tahun lalu.

Semoga akumulai pelajaran-pelajaran tersebut membuat manusia/dunia mampu menghadapi penyebaran virus corona galur baru ini secara lebih baik. Salah satu pelajaran penting itu adalah vitalnya kerjasama lintas bangsa dan penguatan sistem kesehatan global, regional dan lokal.*