Penipuan Arisan Online Makassar
Ternyata! PNS Juga Jadi Korban Penipuan Berkedok Arisan di Makassar, Simak Penjelasannya
Keduanya diringkus di wilayah Makassar oleh Personel Polda Sulawesi Selatan, Selasa (3/12/2019) malam.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
Alasannya, dana yang ditransfer atau deposito bertambah setelah eberapa hari uang itu masuk ke rekening admin, KL dan W.
Keduanya (LS dan ES) tambah tergiur setelah sang admin, KL dan W memposting bukti transferan penambahan dana dari hasil deposito.
"Awalnya kenal dari teman ke teman, ini (KL) kan punya grup (Arisan Sosialita Manja), dia ngepost beberapa bukti transferan jadi kita tambah yakin. Sudah itu dari teman dan keluarga ngakunya saya ikut di dia (KL dan W) sudah cair berkali-kali," ujar LS yang enggan nama lengkapnya disebut.
Dari pengakuan dan bukti transferan yang disaksikan lewat postingan grup media sosial itu, LS pun tergiur dan memilih ikut bergabung.
April 2019, LS pun bergabung dan mulai mentransferkan sejumlah dana ke rekaning yang ditunjuk KL dengan harapan dana tersebut bertambah.
Hasilnya apa yang dijanjikan KL terbukti. Dana yang dideposti (dimasukan) LS bertambah dari jumlah sebelumnya setelah beberapa hari pasca transfer.
"Dari bulan empat itu cair terus tidak ada persoalan, lancar. Pas masuk 18 November sudah mulai ada masalah, ngadat tidak ada pembayaran," ujarnya.
Lanjut LS, terakhir ia mendeposit atau mentransfer dana sebesar Rp 10 juta ke rekening KL pada 12 Oktober dengan perjanjian dicairkan pada 23 Desember.
Jika tidak ada aral melintang, sesuai perjanjian dalam durasi waktu 72 hari itu, LS akan mendapatkan tambahan dana Rp 14,5 juta.
"Tapi nyatanya 25 November ini, ini (KL) sudah tidak bisa dihubungi dan akun grupnya juga sudah ditutup ini hari.
Saya rugi Rp 10 juta, tapi teman-teman lain yang jumlahnya sekitar 300an member itu ada yang deposit puluhan juta hingga Rp 1 milliar kasihan," ujar LS
Terakhir 20 November, sang admin (Pink Pink) alias KL berjanji akan mengembalikan dana paran member secara bertahap. Namun lima hari setelahnya, KL menghilang entah kemana, nomor ponsel dan akunnya sudah tidak dapat dihubungi lagi.
Hal senada diungkapkan ES. Warga masale ini mengaku menyetor dana ke rekening KL dan W hingga milliaran rupiah.
"Saya sampai Rp 1 milliar lebih. Tapi kita tidak lansung, bertahap, misalnya dua klot Rp 100 juta, sudah itu Rp 50 juta, sudah itu Rp 90 juta begitu-begitu, dan itu terputar-putar.
Setelah saya hitung balik dari saya nyetor dan dia (KL dan W) balikin itu masih ada selisih Rp 1,3 milliar," ungkap ES.