Kritik Prabowo Jadi Menhan, Ustadz Haikal Hassan: Tidak Ada Istilah Berjuang dari Dalam
Kritik Prabowo Jadi Menhan, Ustadz Haikal Hassan: Tidak Ada Istilah Berjuang dari Dalam
Ia juga menambahkan, ternyata generasi muda NU itu mengutip sumber dari Duta Islam.com, dan ternyata dutaislam.com menulis 20 ustaz ngetop tidak masuk rekomendasi kemenag.
"Aan bahasanya itu semuanya baik. Dan menteri agama merespon baik, tapi akhirnya dikutip oleh situs lainnya. Dikutip dengan tambahan judul serem. Dan itu ditelan mentah-mentah oleh kementerian. Dan hari ini saya dicekal, sebabnya kasus itu. Label ustaz radikal menempel terus sampai sekarang, dan ini merugikan pekerjaan," ungkapnya.
Kemudian hal itu pun buru-buru di potong oleh Karni Ilyas agar tidak melebar.
"Kita balik ke tema lah," ujar Karni Ilyas.
Kemudian Haikal Hasan mengatakan kalau penyebabnya yakni karena kemiskinan dan ketimpangan.
Untuk itu, menurutnya ia tidak akan pernah memuji Presiden Jokowi.
"Kata Pak Ali ini presiden luar biasa, di luar dipuji di dalam nggak. Pak Ali Ngabalin, saya tidak akan pernah bisa memuji Pak Jokowi, karena beliau janjinya waktu kampanye 7 persen, tapi kenyataannya 5 persen pertumbuhan ekonomi, mau mujinya di mana? Jadi mohon maaf kita tidak akan bisa memuji keterbelakangan soal itu," kata dia.
Kemudian ia kembali menegaskan agar pemerintah tidak terlalu fokus ke radikalisme.
"Saya setuju yang dikatakan Pak Mahfud, kita perangi yang mengatakan takfiri, tapi jangan lupa, jangan fokus di situ, fokuslah pada ekonomi, sekarang ini yang berantakan itu ekonomi dan ketidakadilan. Itu yang kita rasakan sekarang," jelasnya.
Baca: 2 Motif Rendi Tusuk Fani Istrinya Saat Tidur Bareng padahal Baru 9 Bulan Menikah, Pengakuan Pelaku
Baca: Dikabarkan Gunting Bibir Siswanya, Kepala SMP Budi Kasih Makassar Bilang Begini
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan hubungan antara deradikalisasi dengan persoalan agama, sehingga menuai komentar Fadli Zon.
Sebelumnya Mahfud menyampaikan visi negara tentang deradikalisasi yang akan dioperasionalkan pemerintah 5 tahun ke depan.
Hal ini bertujuan untuk menjamin jalannya pemerintahan secara baik dalam rangka menuju kemakmuran sesuai dengan tujuan negara.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TVONE, Selasa (29/10/2019) itu, Mahfud juga mengklarifikasi kabar miring akan dirinya yang melarang menyebut kata 'kafir'.
Ia menginformasikan hal tersebut adalah hoaks dan pelintiran media.
"Saya tidak pernah melarang orang mengatakan 'kafir'. Saya bilang jangan 'takfiri'. 'Takfiri' itu suka mengafirkan orang yang berbeda," ungkapnya.
Mahfud menjelaskan dengan mengambil beberapa ayat Quran (dalil) dan analogi.
Menurutnya, hubungan deradikalisasi dengan persoalan agama sering disalahfahami masyarakat.
Mahfud juga melarang orang yang suka mengafirkan orang lain, sehingga akan menimbulkan permusuhan.
Hal tersebut merupakan bagian dari visi pemerintahan tentang hubungan agama, negara, dan Alquran.
(TribunWow.com/Anung Malik)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kecewa Prabowo Jadi Menteri, Haikal Hassan: Tidak Ada Istilah Berjuang dari Dalam, https://wow.tribunnews.com/2019/10/31/kecewa-prabowo-jadi-menteri-haikal-hassan-tidak-ada-istilah-berjuang-dari-dalam?page=all.