WAWANCARA EKSKLUSIF
Enaknya Jadi Warga Luwu Timur, Bupati Thorig Husler Paparkan Programnya Pimpin Lutim
Satu guru satu laptop. Setiap rumah ingin minimal ada satu sarjana. Setiap desa satu dokter. Beri beasiswa Rp 4 juta per sem
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Jumadi Mappanganro
Tingkat pengangguran terbuka kami juga turun dari 2,58 persen jadi 2,18 persen.
PDRB perkapita kami meningkat dari 64,26 juta sekarang 71,22 juta, serta tingkat kemiskinan yang turun dari 7,66 menjadi 7,23 persen. IPM kami 72,16, kami urutan empat di Sulsel.
Kami hanya kalah dari tiga kota, sementara untuk kabupaten kami nomor satu.
Anda punya program satu rumah satu sarjana, bisa dijelaskan?
Saya sudah menyiapkan anggaran beasiswa mahasiswa, per orang 4 juta per tahun.
Saya mau minimal setiap rumah tangga di Luwu Timur, kami melihat ada foto anak pakai toga bersama orangtuanya. Itu harapan saya.
Untuk itu tahun ini kami anggarkan sekitar Rp20 miliar untuk 5000 orang mahsiswa. Untuk sekarang sudah ada sekitar 16 ribuan yang mendapat beasiswa itu.
Bagaimana dengan sektor pendidikan di Lutim, apa yang Anda siapkan?
Kami sudah menandatangani kontrak kerja bagaimana meningkatkan akses masyarakat untuk menjangkau layanan pendidikan, dan bagimana meningkatkan layanan.
Banyak masyarakat kita di pedesaan susah terjangkau layanan pendidikan. Untuk itu kami bangun 26 sekolah terpencil, sehingga tak ada lagi masyarakat yang tak sekolah.
Angka partisipasinya pun sudah 104 persen, tak ada lagi anak usia sekolah tak mendapat penididikan.
Bagaimana dengan tenaga pendidiknya?
Kami setiap tahun kekurangan guru, nah strateginya, tahun 2019 ini kami angkat 709 guru non-PNS, yang memenuhi standar.
Selain itu ada juga 360 guru SD terpencil. Kami gunakan BOS Daerah, anggarannya Rp 23 miliar untuk membayar mereka.
Di Lutim itu, guru PNS hanya memenuhi 50 persen, kalau tak diangkat guru non-PNS ini, siapa yang mau mengajar, khususnya di daerah terpencil.
Kabarnya Anda juga memasilitasi guru-guru Anda, apa yang Anda berikan?
Iya kami punya program namanya satu guru satu laptop, sudah dimulai sejak 2017. Kita anggarkan di APBD kita, untuk mendukung guru-guru kita dalam pendidikan.