Di Australia, Nurdin Abdullah Ungkap Pengelolaan Air di Sulsel Kurang Maksimal
Kunjungan ke Melbourne, Australia yang dimulai Minggu 6 Oktober 2019 itu untuk mempelajari manajemen air dalam rangka pengembangan modernisasi pertani
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Gubernur Sulsel M Nurdin Abdullah (NA) mendapat undangan dari Pemerintah Australia melalui Konjen di Makassar.
Kunjungan ke Melbourne, Australia yang dimulai Minggu 6 Oktober 2019 itu untuk mempelajari manajemen air dalam rangka pengembangan modernisasi pertanian di Sulsel.
Tiga Pemain PSM U16 Berangkat ke Inggris, Ikuti Program Garuda Select Jilid kedua
Selain Luciano Spaletti, Ini Tiga Kandidat Calon Pelatih AC Milan
15 Hari Dirawat Dirawat di RSUD, Begini Kondisi Bocah Gizi Buruk di Jeneponto
Wanita Bertato dan Telanjang Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel, Motif?
Program PATEN Kelurahan Salomenraleng Mudahkan Warga Berduka
Rilis yang diterima Tribun, Gubernur Sulsel M Nurdin Abdullah mengaku bahwa, di Sulsel dan Indonesia pada umumnya kelebihan sumber daya air tetapi tidak dikeola dengan baik.
"Kita kelebihan air sebenarnya, cuman tidak di manej dengan baik," katanya, Selasa (8/10/2018).
Nurdin Abdullah akan menerapkan sistem manajemen pengelolaan air dengan sistem pipanisasi ini dalam program pengembangan jagung pada lahan 200 hektare di Takalar.
Bupati Bantaeng piriode 2008 - 2018, ini mengatakan, sistem manajemen air dalam program pengembangan jagung di Takalar yang di mulai tahun 2019 ini, menjadi tonggak peradaban pertanian modern di Sulsel.
Dalam lawatan ke Australia, rombongan yang dipimpin Nurdin didampingi Consul Australia di Makassar Aron Cirbett, di hari kedua, Senin 7 Oktober 2019, meninjau perusahaan yang memproduksi pipa, selang, dan komponen pengairan yang mendukung sistem mekanisasi pertanian, Netafim.
Di perusahaan Netafim inilah awal dari mekanisasi pertanian dengan sistem menagemen air yang sangat teratur dan terukur di Australia.
Netafim memproduksi pipa dan komponen pipanisasi pertanian yang lengkap untuk berkembangnya sistem pertanian modern di Australia.
Air dilelola dan diukur dengan sistem digitalisasi. Selang produksi Netafim sudah dilengkapi dengan lubang air dengan ukuran besaran lubang yang sama pada jarak tertentu, tiap 50 centimeter.
Pipa ditanam pada kedalaman tertentu pada jarak satu meter tiap bedengan. Air yang dipasok melalui pipa ini diatur pada waktu-waktu tertentu dan dapat dikontrol mengunakan aplikasi di handphone. Air dipompa dari kolam sekitar 20 meter x 5 meter dengan kedalaman satu meter.
Kolam penampungan ini mampu mengairi lahan 40 hektare. "Sumber air dipasok dari bendungan. Kami punya empat bendungan," jelas John Poggioli, Area Sales Manager Netafim.
Program perpipaan produksi Netafim menggunakan GPS, sehingga dapat diketahui dengan segera jika ada kebocoran, dan tingkat kelembaban yang berdasarkan kebutuhan tanaman.
Manager Director Netafim, Levy Schneider, menjelaskan, sistem managemen air ini telah mereka kembangkan di India dan Afrika Selatan, yang terkenal krisis air.
Pemerintah India, jelasnya, membuat program peningkatan kesejahteraan petani memanfaatkan sistem pengairan tetes dengan anggaran 100 juta dolar Amerika.