Harga Biji Basah Kakao di Kamanre Luwu Stagnan Rp 10.827 Per Kilogram
"Kalau biji kering itu tiga kali lipat harga basah Rp 30.000. Dan untuk harga sehari jemur bisa Rp 22.000," katanya.
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNLUWU.COM, KAMANRE - Harga biji basah kakao Rp 10.827 per kilogram di Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu.
Hal tersebut dipantau TribunLuwu.com di salah satu kolektor kakao, Baramang.
LINK Live Streaming & Live Score TV Online Semen Padang vs PSM Makassar, Pukul 15.30 WIB via HP
PAN Bukan Pendaftaran Calon Bupati Luwu Utara, Karemuddin Pendaftar Pertama
BREAKING NEWS, Majene-Mamasa Akan Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir
Empat Kepala Daerah Bahas Tantangan Revolusi Industri 4.0 Di Manfest Unismuh 2019
2 Jam Tipidkor Reskrim Polres Pangkep Geledah Kantor BPBD dan Gudang Logistik
Harga tersebut masuk dalam kategori normal. Tidak mengalami kenaikan dan penurunan.
"Harga ini sudah normal. Kalau mahal itu biasa harganya capai Rp 15.000 per kilogram," ujarnya, Senin (23/9/2019).
Untuk harga murah biasanya sampai dikisaran Rp 9.000 per kilogram.

"Kalau biji kering itu tiga kali lipat harga basah Rp 30.000. Dan untuk harga sehari jemur bisa Rp 22.000," katanya.
Harga kakao ini berubah tiap hari, dan diupdate melalui kolektor. (*)
Bupati Luwu Timur Minta Pemdes Bangun Infrastruktur Olahraga Pakai Dana Desa
Pemerintah desa di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) diminta menyediakan sarana infrastruktur olahraga bagi masyarakat.
Seperti disampaikan Bupati Luwu Timur, Thorig Husler kepada TribunLutim.com, Senin (23/9/2019).
Ketua DPRD Gowa Kenalkan Diri ke Polres Gowa
Miliki Sabu, Sat Res Narkoba Polres Enrekang Bekuk Satu Pemuda di Desa Taulan
6 Kali Bebby Fey Ngaku Diperkosa Genderuwo, Menolak untuk yang Ketujuh Kalinya karena ini
Doa Irjen Umar Septono Terkabul, Mantan Kapolrestabes Makassar Irwan Anwar Segera Menikah
Segera Nikah, Mantan Kapolrestabes Makassar dan Putri Indonesia Natassa Sepupu Bupati Gowa Adnan IYL
Pemerintah desa dianggap turut bertanggung jawab memajukan olahraga di suatu daerah.
Infrastruktur olahraga kata Husler bisa dibangun menggunakan Dana Desa (DD).
"Desa perlu bagikan dana itu untuk bangun sarana olahraga," kata Husler.

Husler mengatakan pemerintah desa perlu memperhatikan kondisi sarana olahraga di desanya.
" Kalau belum punya (sarana olahraga), bangunkan masyarakat dengan dana desa," imbuhnya.