Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dihadiri Raja se-Nusantara, Bupati Luwu Sebut Acara Maccera Tasi Suatu Kehormatan

Maccera Tasi merupakan rangkaian Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII di Kedatuan Luwu, Kota Palopo.

Penulis: Desy Arsyad | Editor: Sudirman
Desy Arsyad/Tribun Luwu
Bupati Luwu, Basmin Mattayang, saat menuju tenda acara Maccera Tasi di Pelabuhan Ulo-ulo, Desa Belopa, Kecamatan Belopa, Selasa (10/9/2019). 

TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Sejumlah raja ikut menghadiri acara Maccera Tasi (Pesta Lauta) di Pelabuhan Ulo-ulo, Desa Belopa, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Selasa (10/9/2019).

Maccera Tasi merupakan rangkaian Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII di Kedatuan Luwu, Kota Palopo.

Bupati Luwu Basmin Mattayang, mengucapkan terima kasih kepada para tamu yang hadir di acara Maccera Tasi.

"Semoga teguh semangat dengan ketinggian dan kemuliaan tamu raja dan sultan yang mulia. Anda telah tiba dengan selamat dan membawa keselamatan di Tana Luwu ini untuk saling bertemu raga," ujarnya.

Satpol PP Makassar Kini Jadi Polisi Wajib Pajak

Live Indonesia vs Thailand, Link Live Streaming TV Online Mola TV Menuju Piala Dunia Akses di Sini

Nurdin Abdullah Terancam Dilapor ke Presiden RI, Berikut Penjelasannya

Ia juga mengucapkan kesyukuran bagi masyarakat Luwu, yang bisa bertemu langsung dengan para tamu kehormatan.

Sehingga bisa melihat perbedaan satu sama lain. Berbeda agama, adat, tradisi, suku, pakaian.

"Saya amat bergembira dan bergetar hati saat bertemu dengan raja-raja. Apa sebab, inilah wajah-wajah kebhinekaan Indonesia,"

"Kerajaan nusantara dalam konteks sejarah adalah embrio lahirnya NKRI, yang tidak bisa dilupakan dan harus dikenang sepanjang masa," tegasnya.

Basmin juga menyampaikan perlunya kesadaran untuk melestarikan kebudayaan bangsa.

Sehingga rasa memiliki dan memelihara budaya tersebut, ada dalam diri segenap elemen masyarakat.

"Melestarikan budanya bukan merupakan sifat elitis, apalagi untuk membangkitkan feodalisme. Tapi adat adalah alat perekat antara sesama kita," tandasnya.

Maccera tasi ini adalah peninggalan leluhur disaat islam masuk di Tana Luwu, yang ditandai dengan mengumandangkan adzan dari empat penjuru mata angin.

Dia juga menjawab kontrofersi Maccera Tasi yang wacanakan mengandung kemusyrikan.

Satpol PP Makassar Kini Jadi Polisi Wajib Pajak

Mendaftar di PDIP, Rudy Andilolo Siap Mundur dari ASN

Nurdin Abdullah Terancam Dilapor ke Presiden RI, Berikut Penjelasannya

"Hakikatnya adalah sebagai bentuk implemetasi kesyurukan. Pesta laut itu adalah tanda rasa syukur kita atas hasil laut yang nikmati masyarakat. Hari ini kita bergembira mensyukuri hasil laut yang menghidupi masyarakat di sekitarnya," tuturnya.

Acara Maccera Tasi sudah dimulai pada 6 September yakni Mallekke Wae (Mengambil Air) di istana kedatuan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved