OPINI
OPINI - Magnet Baru Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai kader menekankan kebijakan pada kaderisasi partai, peningkatan kualitas kader. Sedangkan partai massa mengedepankan kebijakan pada kuantitas
Bahwa kita tak hanya butuh massa dan jumlah yang banyak, namun butuh kader-kader ideologis yang mampu menjadi benteng pancasila dan NKRI, Kader yang memiliki rasa kemanusiaan yang berjiwa Islam Nusantara, kader yang mewakafkan dirinya untuk melayani segala ketidakadilan dan marginalisasi, kader yang berkhidmat pada nilai-nilai kebangsaan, keagamaan dan kemanusiaan Nahdatul Ulama serta kader yang mampu mengejawantahkan Mabda Siyasih PKB sebagai sebuah laku hidup dan laku politik di era revolusi industri 4.0.
Pusat Magnetik dari semua itu tentunya ada pada kekuatan kaderisasi internal partai secara massif dan terstruktur, serta kepiawaian Sekertaris Jendral PKB yang baru nantinya dalam melakukan penataan organisasi; penguatan kaderisasi, strukturalisasi dan digitalisasi.
Penunjukan Em Hasan Wahid sebagai Sekertaris Jendral PKB tentu tak lepas dari pilihan partai ini, dalam menegasikan diri sebagai Partai Kader.
Sosok Cak Udin memiliki medan magnet yang tak pernah jauh dari sistem dan pusaran kaderisasi baik di PKB maupun Gerakan Mahasiswa.
Sejak dalam dunia gerakan mahasiswa, figurnya sudah memiliki gaya magnet dalam memberikan sumbangsih ide dan gagasan pada arah dan sistem kaderisasi di dunia gerakan mahasiswa khususnya PMII.
Tentu bagi PKB, medan magnet Kaderisasi dan medan magnet Sekjend yang baru adalah dua partikel gerakan dan pilihan politik partai yang searah.
Kedua gerakan partikel politik PKB inilah yang akan menjadi harapan bagi semakin tegaknya marwah PKB sebagai partai yang memilili daya tarik yang berbeda dari partai yang lain.
KIPD Sulbar Sambut Rencana KPK RI Bangun Kemitraan dengan LPPL untuk Pencegahan Korupsi
Hamsyah Politisi PPP Jabat Ketua Sementara DPRD Bantaeng
Bahwasanya ilmu alam mengajarkan, untuk menghasilkan gaya tarik menarik yang sempurna dalam magnet, jangan pernah mempertemukan dua kutub yang sama dan sejenis, namun satukanlah dua kutub yang berbeda yang akan menghasilkan pancaran medan magnet yang kuat dan menyebar luas.
Tentu, bagi PKB kaderisasi dan penguatan internal partai dari pusat sampai ranting adalah sebuah keniscayaan yang mampu dilakukan, sepanjang semua elemen dari pusat sampai ke daerah mampu menghasilkan energi positif bagi gerakan dan bangunan partai.
Misalnya, Sulawesi Selatan memiliki hetereogenitas budaya, agama, kepercayaan, serta memiliki medan politik dan antropologi politik yang berbeda dengan pulau Jawa, Kalimantan dan Papua.
Sulawesi Selatan memiliki sejarah praktek prilaku politik dan konsep politik Ajjoareng-Joa (Patron Klien) yang menjadi perilaku politik masyarakat Sulawesi Selatan sejak masa I Lagaligo sampai sekarang.
Nilai-nilai lokal ini tetap mengakar meskipun mengalami perubahan dengan dinamika, dan pengaruh luar dalam berbagai kondisi sosial politik masayarakat, nilai tersebut berupaya beradaptasi dengan nilai baru yang dipaksakan maupun karena kesepakatan sosial dalam masyarakat Sulawesi Selatan.
Olehnya, membaca ulang konsep politik Ajjoareng-Joa dengan segala metamorfosa politiknya di Sulawesi Selatan, dan menariknya masuk kedalam sistem kaderisasi partai dengan nilai masyarakat yg masih mengakar dalam memory kolektif adalah sebuah keharusan.
Olehnya, pilihan menjadi partai Kader dan penempatan Sekjend dengan tupoksi yang akan lebih banyak terpusat kedalam, tentu sudah dipersiapkan dengan baik oleh PKB, termasuk formula rejudifikasi sistem kaderisasi partai yang lebih komprehenship, Karena bagi PKB, politic is locality dan itulah bagian dari politik Rahmatan lil Alamin dalam memberikan pelayanan kepada ibu pertiwi.