Warga Tolak Aktivitas Tambang di Desa Popo Takalar
Akan tetapi, para warga rupanya bergerak diluar kendali dan langsung ke lokasi melakukan pengusiran.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Puluhan warga Desa Popo, Kecamatan Galesong Selatan, ramai-ramai menolak aktivitas tambang di daerahnya.
Bahkan warga melarang adanya aktivitas alat berat berupa ekskavator.
Semula puluhan warga hendak difasilitasi untuk melakukan rapat di kantor desa.
Akan tetapi, para warga rupanya bergerak diluar kendali dan langsung ke lokasi melakukan pengusiran.
Pacar Selingkuh, Pria ini Sebar Video dan Foto Asusila
Dekranasda Gowa Turut Meriahkan Sulsel Maraja 2019
TRIBUNWIKI: Ramai Momo Twice Dekat dengan Heechul Super Junior, Ini Profilnya
Mahasiswa IPPM Pangkep Demo di Jalan Raya Tuntut Nilai Ganti Rugi Lahan Jalur Rel Kereta Api
Salah seorang warga, Daeng Bella mengatakan, ekskavator ini tidak bisa dibiarkan tinggal.
Sebab, meski sudah disegel polisi beberapa hari lalu, tetap saja beroperasi.
Daeng Bella merupakan salah seorang petani, yang lahannya berdekatan di lokasi tambang.
"Tidak mau dengar ini, kalau alat ini tidak diangkat jangan salahkan kami kalau terjadi sesuatu," kata Daeng Bella di Takalar, Rabu (7/8/2019).
Warga lainny, Daeng Mile mengatakan, awalnya meminta persetujuan untuk dibikin tambak, dan digali tanahnya hingga 2 meter saja.
Namun ternyata bukan tanah yang digali tapi pasirnya yang diambil dan itu sampai tiga meter.
"Awalnya minta persetujuan untuk gali tanahnya dibikin tambak. Tapi ternyata yang digali pasirnya" kata Daeng Mile.
Sementara itu Kepala Desa Popo, Bostan Tata, membenarkan adanya penambangan dan aksi pengusiran ekskavator oleh warga desa popo.
"Hari ini kita jadwalkan rapat pembahasan polemik ini, tapi tadi pagi warga tidak bisa dibendung dan langsung ke lokasi melakukan pengusiran."
"Saya hanya bisa minta agar warga jangan berbuat diluar batas dan tetap tertib. Kita sudah komunikasikan ke pihak keamanan soal ini" tambah Bostan Tata.
Ekskavator yang diusir paksa oleh warga desa kini diamankan di dekat kantor Desa, sembari menunggu teronton untuk dipulangkan.