Warga Luwu Tolak Pekerja Asing Eksplorasi di Sungai Suso
Para pekerja asing diduga berasal dari Tiongkok itu telah melakukan aktivitas pengambilan sampel tambang emas kurang lebih lima hari.
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNLUWU.COM, BAJO BARAT - Warga Desa Tettekan dan Desa Marinding, Kecamatan Bajo Barat, Luwu, menolak adanya pekerja asing yang melakukan eksplorasi di area Sungai Suso, Selasa (30/7/2019).
Para pekerja asing diduga berasal dari Tiongkok itu telah melakukan aktivitas pengambilan sampel tambang emas kurang lebih lima hari.
Dubes Jepang Puji Kualitas Produk Perikanan Sulsel
Pansus Angket DPRD Sulsel Periksa Kabiro Pembangunan Pemprov, Terungkap Proyek Pengadaan Itik
Rapat KSO dengan Pemda Tator, Ini Dibahas BPJS Ketenagakerjaan
Awasi Dana Desa, Bupati Luwu Timur Launching Aplikasi Jaga Desa Bareng Kajati
TRIBUNWIKI: Heboh Disebut Pernah Pacaran dengan Raffi Ahmad, Siapa Asha Shara? ini Profilnya
Pengambilan sampel itu berdasarkan izin yang mereka peroleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu.
Dengan Nomor: 146/DLH/VII/2019, tentang Rekomendasi Terbatas Pengambilan Sampel, yang dimulai tanggal 22-31 Juli 2019.
Surat itu ditandatangani Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup DLH Luwu, Bambang Sukmanto, yang direkomendasikan kepada Ricky YY T Rantung, yang berprofesi karyawan swasta.
Menurut warga Bajo Barat, Irvan, aktivitas pekerja asing tersebut tidak ada pemberitahuan dari pemerintah.
Namun, tiba-tiba warga melihat ada Warga Negara Asing (WNA) melakukan pengambilan sampel menggunakan alat berat jenis eskavator.
Eskavator yang gunakan WNA tersebut disewa dari Kepala Desa Tettekan.
“Kami turun langsung dan menemukan ternyata bahwa ada alat berat jenis eskavator yang bekerja. Sebelumnya sudah beberapa titik yang mereka kerjakan,"
"Sementara dari hasil keterangan yang kami peroleh, mereka sedang melakukan pengambilan sampel tambang emas. Selain itu kami juga menemukan pekerja ada empat orang China. Tiga orang diantaranya tidak mengerti bahasa Indonesia,” ujar, Irvan.
Warga menolak keras kehadiran mereka yang melakukan pengambilan sampel tambang emas di sepanjang aliran Sungai Suso.
Karena mereka menilai aktivitas tersebut akan sangat merusak lingkungan.
Selain itu, aliran sungai ini memang telah menjadi tempat mencari nafkah warga setempat, dengan mendulang emas secara tradisional.
“Kehadiran mereka sangat meresahkan warga bukan hanya di Desa Tettekan, tapi juga masyarakat Desa Marinding yang berada di Dusun Toko. Parahnya mereka mengambil sampe menggali sampai dengan kedalaman enam sampai 10 meter. Sangat jelas jika ini dibiarkan maka dampaknya sangat besar merusak lingkungan serta merusak tatanan masyarakat,” jelasnya.
Warga juga menyampaikan agar pihak penambang ini tidak lagi melakukan atau beroperasi mengambil sampel di sepanjang Sungai Suso ini.