Jadi Kandidat PJ Wali Kota Makassar, Ini Fokus Perhatian Sulkaf S Latief
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Sulkaf S Latief menjadi salah satu kandidat Penjabat Wali Kota Makassar
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Sulkaf S Latief menjadi salah satu kandidat Penjabat Wali Kota Makassar pengganti Mohammad Ramdhan Pomanto.
Sulkaf bersaing dengan dua koleganya di Pemprov Sulsel, yakni Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) M Iqbah Samad Suhaeb, dan Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Denny Irawan.
Baca: Hati-hati Memilih Pj Walikota Makassar, Nurdin Abdullah Ambil Alternatif Pejabat Plh
Ketiganya saat ini tengah menunggu keputusan dari Kemendagri dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, siapa yang akan dilantik menjabat wali kota selama kurang lebih 20 bulan ke depan.
Bagi Sulkaf yang sejak lahir hingga saat ini telah menetap di Makassar, Ia menginginkan Kota Makassar sama dengan kota-kota maju lainnya di Indonesia, bahkan di dunia.
Pria yang genap berusia 56 tahun hari ini, 24 April, menginhinkan Mkassar ditata sedemikian rupa hingga menjadi kota yang maju. Sulkaf menaruh perhatian ke beberapa hal seperti persoalan kemiskinan, anak jalanan, hingga kemacetan.
Meski tak yakin bisa menyelesaikan persoalan itu jika terpilih sebagai Penjabat Wali Kota Makassar, namun Ia optimis mampu membuka jalan menunu ke arah itu.
Berikut wawancara wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam dengan Sulkaf S Latief.
1. Bagaimana tanggapan anda setelah masuk dalam daftar 3 calon penjabat Wali Kota Makassar yang diusulkan Gubernur Sulsel ke Kemendagri.
Bisa masuk tiga besar itu sudah merupakan suatu kesyukuran, tetapi itu harus dibarengi kerja yang baik nanti kalau terpilih.
2. Apa alasan Anda melamar sebagai calon Penjabat Wali Kota Makassar?
Awalnya saya tak tahu, setahu saya PJ itu ditunjuk saja, tetapi setelah pak gubernur membuka lelang ini, ada sedikit rangsangan, karena saya ini lahir dan besar di Makassar. Saya menginginkan kota saya seperti kota lain. Karena ada kesempatan, maka saya tanya ada ngak yang bisa saya perbuat kalau dipercaya jadi penjabat, itulah yang mendorong saya.
3. Jika gubernur memilih anda, apa yang akan anda lakukan sebagai wali kota?
Seperti yang saya katakan, saya selalu berfikir kita harus match. Saya harus tahu yang saya lakukan adalah menjadi penjabat.
Penjabat memang katanya sama, tapi tetap saja beda. Kedua kita dibatasi waktu, jadi semua yang kita lakukan harus bisa dipetakan posisi kita, memperhitungkan peluangnya apa dan apa konstrainnya.
Sebagai PJ, pertama saya harus didukung ASN di Kota Makassar, dan saya percaya ASN di sini punya kualifikasi bagus.