OPINI
OPINI - Manusia, Amankan Spesies mu!
Penulis adalah Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia (PSI) Cabang Makassar
Bukankah pohon menghasilkan oksigen yang teramat sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Satu pohon akan menghasilkan oksigen tergantung pada jenis pohon, umur, kesehatan, dan lingkungan di mana pohon berada.
Baca: BAF Dana Syariah Ekspansi ke Paccerakkang Makassar, Resmikan Griya Kedua
Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik nafas dalam setahun dalam satu musim.
Artinya, sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfir dan digunakan oleh 2 manusia dan tingkat 21,8 kg/tahun.
Rata-rata 1 pohon menghasilkan sekitar 118 kg oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk 4 orang anggota keluarga.
Tantangan yang lebih jelas kelihatan adalah bagaimana memenuhi kebutuhan makanan manusia sebanyak itu?
Jika kebutuhan makanan bagi manusia tidak terpenuhi dapat memicu keresahan sosial yang pada ujungnya akan terjadi hukum rimba.
Jumlah penduduk sekitar 7 milyar itu jika hanya menggunakan teknologi konvensional dalam mengelola pertanian mustahil untuk mencapainya.
Teknologi rekayasa genetika untuk memperpendek usia tanam dan memperbesar jumlah bahan makanan di bidang pertanian mutlak diperlukan.
Walaupun teknologi rekayasa ini sudah lolos dari kajian tentang amannya produksi untuk dikonsumsi manusia ternyata juga masih memberikan dampak bagi kesehatan manusia secara umum.
Untuk itu, ajakan untuk kembali ke alam senantiasa terus harus didendangkan pada setiap even.
Pelaksanaan Earth Hourpada setiap hari Sabtu di akhir bulan Maret sudah mendapat atensi besar dari seluruh penduduk bumi untuk menjada spesies manusia.
Baca: Persoalan Sampah Rumah Tangga di Luwu Utara Belum Teratasi
Sejatinya, kegiatan apapun bentuknya yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kelangsungan spesies manusia perlu diapresiasi dan dilakukan terus menerus tanpa melihat apakah hari ini adalah hari Bumi.
Hari Bumi hanyalah simbol untuk mengajak penduduk Bumi untuk terus menjaga planet yang damai ini agar masih dapat menjaga dirinya untuk terus menyuplai kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya agar tetap survive.
Penulis, mahasiswa, guru, warga dan apapun profesi kita tentu mempunyai mimpi indah tentang lestarinya bumi ini.
Alhamdulillah, jika ini terjadi maka anda akan menjadi penyelamat Bumi dan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya.(*)
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Selasa (23/04/2019
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/muhammad-arsyad12.jpg)