OPINI
OPINI - Manusia, Amankan Spesies mu!
Penulis adalah Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia (PSI) Cabang Makassar
Oleh:
Muhammad Arsyad
Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia(PSI) Cabang Makassar
Ya, judul ini agak provokator. Namun, inilah tema dari peringatan Hari Bumi 22 April 2019. Save our species.
Manusia yang terus berkembang di satu pihak dan Bumi yang selalu tetap dengan jari-jari 6730 km, diameter kutub sekitar 12.714 km, diameter khatulistiwa 12.756 km, sehingga bumi tidak bulat sempurna tetapi agak pepat di kedua kutubnya.
Bumi terdiri atas: 1) atmosfir, menyelimuti bumi dan berfungsi sebagai pelindung makhluk hidup dari radiasi matahari yang berbahaya, 2) hidrosfer yakni lapisan air yang terletak di antara atmosfer dan sebagian besar kerak Bumi, umumnya tersusun dari lautan, yang mencakup 70% permukaan Bumi, 3) litosfer (kerak) berupa lapisan batu yang membentuk cangkang tipis di sekeliling bumi, 4) mantel, inti luar, dan inti dalam, dengan berbagai unsur pembentuknya.
Untuk itu, manusia harus terus beradaptasi untuk mempertahankan eksistensinya sebagai khalifah di permukaan bumi.
Peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April merupakan hasil kerja keras Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar Lingkungan Hidup.
Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (Belahan Bumi Utara) dan musim gugur di Belahan Bumi Selatan.
Baca: Perayaan 11 Tahun, Member YOI Makassar Turing hingga Baksos ke Toraja
Tulisan ini di samping bertujuan untuk memberi atensi terhadap planet biru yang didiami ini juga untuk menarik perhatian pembaca untuk menyadari bagaimana bumi kita ini semakin tua.
Manusia yang mendiami planet bumi ini (Januari, 2018) menurut Badan Statistik Amerika Serikat mencapai 7,53 milyar dan diprediksi akan mencapai 10,9 milyar pada tahun 2100.
Untuk Indonesia saja, jumlah penduduknya (2019) mencapai 267 juta jiwa. Tahun 2035 bakal mencapai 305,65 juta jiwa.
Jumlah penduduk sebanyak ini, Indonesia diprediksi bakal menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah China, India, Amerika Serikat, dan Nigeria.
Sulawesi Selatan bertengger pada posisi sekitar 8 juta jiwa.
Angka ini membawa Indonesia menikmati bonus demografi usia produktif (68%) di satu segi, tetapi juga memerlukan kajian mendalam untuk memenuhi kebutuhan hidup, berupa sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya.
Kebutuhan air segar saja sesuai dengan survey yang dilakukan oleh JICA(2011) di kawasan Mamminasata, diproyeksi pada tahun 2025 akan mencapai 7.080 liter tiap detik untuk kota Makassar dan 263 liter tiap detik untuk kota Maros.
Apakah kebutuhan air yang besar ini akan mudah dipenuhi?
Baca: Drainase Buruk, Jalan Berubah Jadi Sungai di Kabupaten Mamasa
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/muhammad-arsyad12.jpg)