Bawa Tas Reusable atau Siapkan Uang Lebih! Mulai Hari ini Kantong Plastik Tak Lagi Gratis
mulai hari ini, setiap kantong plastik yang Anda pakai untuk menyimpan barang belanjaan akan dikenakan biaya lagi.
Karena selama ini lingkungan, baik sungai, laut dan lainnya sudah terdampak dari pencemaran sampah plastik. Sehingga dibutuhkan upaya konkrit untuk mengurangi hal itu.
"Kita ingin menjaga lingkungan hidup, kita juga ingin menerapkan peraturan pemerintah. Ada dua minimal aturan yang berkenaan dengan pengurangan sampah plastik," tambahnya.
Baca: Wali Kota Parepare Larang Penggunaan Kemasan Plastik Setiap Acara Dinas
Baca: FOTO: Telkomsel Gerakan #BhayPlastik di Karebosi
Baca: HPSN, Ketua PKK Sulsel Keluarkan Surat Edaran Kurangi Plastik
Jadi jika tak ingin membayar lebih belanjaan Anda, ada baiknya Anda menyiapkan sendiri tas reusable untuk menyimpan semua belanjaan Anda.
Plastik Membunuhmu
Ancaman besar terhadap biota laut ekosistem sekaligus ancaman keberlangsungan peradaban manusia.
Publik telah dikagetkan oleh ikan paus yang terdampar dan mati di Perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 28 November 2018 lalu.
Bukan kematian paus itu semata yang patut disesali. Tapi, penyebab kematiannya yang sungguh memilukan hati.
Kematian paus itu sungguh memprihatinkan dan menyedot perhatian masyarakat dunia, karena dalam perut paus sepanjang 9,6 meter tersebut ditemukan sampah plastik seberat 5,9 kilogram.
Tak dapat dipungkiri, sampah yang tidak terkelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran di lingkungan kita.
Plastik merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal, karena keseringan digunakan plastik seolah-olah telah menjadi sebuah kebutuhan yang harus tersedia di masyarakat.
Meskipun sejatinya plastik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan apabila sudah tidak digunakan lagi yang dikenal dengan sebutan sampah plastik.
Komposisi sampah plastik di Indonesia saat ini sekitar 15 persen dari total timbunan sampah, terutama di daerah perkotaan.
Data menunjukkan, dalam 10 tahun terakhir, jumlah sampah plastik terus meningkat dan berakhir ke lingkungan.
Dari total timbunan sampah plastik tersebut, hanya sekitar 10-15 persen yang didaur ulang, 60-70 persen ditampung di tempat pembuangan akhir (TPA), dan 15 persen-30 persen belum terkelola.
Ironisnya, 15-30 persen sampah plastik yang belum terkelola itu berakhir terbuang ke lingkungan, terutama ke sungai, danau, pantai, dan laut.
Sampah plastik di lautan saat ini bukan menjadi tantangan bagi Indonesia saja, melainkan menjadi permasalahan global. Sebab, sampah laut tidak mempunyai teritori negara atau wilayah administrasi daerah, yang sebarannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun secara signifikan dan tersebar dalam skala samudera.
