PB DDI Peringati Haul AGH Rusdy Ambo Dalle di Jakarta Amat Sederhana, Begini Kesan Aksa Mahmud
“Saya sudah sampai ke penyatuan DDI, selanjutnya kalian lanjutkan” Kalimat itu juga disampaikan beberapa kali dalam silatnas dan mukernas.
Delapan tahun Rusdy menghabiskan masa kanak-kanaknya di hutan.
Setelah menamatkan pendidikan di tsanawiyah DDI dan PGA Parepare, Rusdy mulai menjajal negara lain.
Angin reformasi membawa Rusdy pulang ke Tanah Air. Setelah menjadi anggota DPR RI 2009-2014, langkah politik Rusdy "diadang" panggilan Addariah (warga DDI). Rusdy meninggalkan panggung politik untuk fokus menyatukan DDI.
Rusdy diminta memimpin organisasi yang didirikan orangtuanya yang ditinggalkan selama sejak November 1996.
Aksa Mahmud (70), pendiri Bosowa Corporation, mengenang Rusdy sebagai sosok pemersatu yang penuh semangat membesarkan DDI.
Dia lahir, saat DDI baru berusia satu dekade, atau saat Gurutta Ambo Dalle, tengah mengkader calon ulama Sulawesi di Mangkoso, kampung kelahiran Aksa.
Aksa mengaku amat kehilangan.
"Tidak terasa air mata saya tadi keluar saat melepas jenazah almarhum ke bandara. Beliau saya anggap sahabat. DDI kehilangan tokoh pemersatu," kata Aksa kepada Tribun, beberapa tahun lalu.
Aksa lebih tua setahun dari almarhum Rusdy, yang juga lahir di Mangkoso.
Saat Aksa akan melanjutkan sekolah level SMP di Parepare, awal dekade 1950-an, Gurutta Ambo Dalle-lah yang diundang oleh mendiang orangtua Aksa, Haji Mahmud ke Balusu, kampung yang berjarak sekitar 1,2 km dari kawasan Pesantren DDI Mangkoso.
Aksa mengenang Rusdy sebagai sosok yang kaya pengalaman dan pendidikan. Jaringannya di Jakarta, membuatnya dikenal dekat oleh Megawati Soekarnoputri, mantan Presiden RI dan kini Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan.
Aksa terakhir bertemu dengan Rusdy setelah pembukaan Silatnas dan Rakernas DDI di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sabtu (16/1/2016) lalu.
"Pak JK sudah naik di mobilnya sama Pak Gubernur, saya di belakang jalan berdampingan dengan almarhum," kata Aksa.
Di momen, Rusdy mengantar Aksa ke mobilnya itulah, Rusdy menyampaikan pesan agar Aksa mejaga penyatuan DDI.
"Saya juga berpesan ke Rusdy, agar dalam AD-ART nanti, ada semacam kewajiban di tiap acara resmi DDI, nama para pendiri DDI disebutkan satu persatu, lalu dikirimkan doa dan dibacakan Alfatihah."
Rusdy mengiyakan, dan berjanji mengakomodir saran Aksa. "Ada juga permintaannya kepada saya, tapi biarlah saya yang tahu dengan almarhum," kata Aksa.(*)