PB DDI Peringati Haul AGH Rusdy Ambo Dalle di Jakarta Amat Sederhana, Begini Kesan Aksa Mahmud
“Saya sudah sampai ke penyatuan DDI, selanjutnya kalian lanjutkan” Kalimat itu juga disampaikan beberapa kali dalam silatnas dan mukernas.
Saiful mencoba mengelak dengan menyampaikan aktivitas USAID Prioritas dan dosen. Tapi, Gurutta Rusdy tak menerima alasan Saiful. “Saya minta Dik Saiful atur waktuBeliau meminta agar saya dapat mengatur waktu untuk itu,” ujarnya.
Setelah menghubungi Saiful, Gurutta Rusdy menelepon Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni DDI Mangkoso (IADI), Arham Bashid Lc, Kamis malam.
Dalam percakapan itu, beberapa kali Gurutta Rusdy mengatakan, "Saya sudah sampai ke penyatuan DDI, selanjutnya kalian lanjutkan.”
Menurut Arham bukan lewat telepon, kemarin malam, itu Gurutta Rusdy selalu mengulang-ulang kalimat, “Saya sudah sampai ke penyatuan DDI, selanjutnya kalian lanjutkan.”
Kalimat itu juga disampaikan beberapa kali dalam silatnas dan mukernas.
“Kami selalu anggap itu bercanda dan akhirnya beliau pergi untuk selamanya," kata Arham.
Setelah menerima telepon dari Gurutta Rusdy, Arham masih diskusi dengan sejumlah kader DDI di Jakarta. Saiful yang sedang mengikuti acara di Solo, juga masih lanjut diskusi dengan sejumlah kader DDI via group WhatApp.
Diskusi membahas upaya membangun DDI pascapenyatuan berlanjut hingga pukul 04.00 dini hari.
Menjelang Subuh itulah, diskusi di sela informasi bahwa Gurutta Rusdy wafat.
Catatan Tribun, Gurutta Rusdy hanya sempat dirawat di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta, beberapa hari di awal Oktober 2015.
Kenangan Aksa Mahmud
Gurutta Rusdy Ambo Dalle dilahirkan dari rahim perempuan pejuang, Hj Marhawa Puang Hama, dari trah bangsawan Wajo.
Kakeknya, ayah almaghfurullah AGH Abdurrahman Ambo Dalle, Puang Ngati Daeng Patobo-Puang Candara Dewi (Puang Cendaha).
Gurutta Rusdy dilahirkan saat Gurutta Ambo Dalle berjuang membangun DDI, 22 bulan setelah pertemuan alim ulama di Soppeng yang menyepakati peleburan Madrasah Arabiayh Islamiyah (MAI) Mangkoso (17 Februari 1947).
Saat memasuki usia tujuh tahun, 1955, Rusdy bersama Gurutta Ambo Dalle yang melakukan perjalanan dari Makassar dicegat pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (Di/TII) di Belangbelang, Maros.
Rusdy bersama Gurutta Ambo Dalle dan keluarga lainnya dibawa masuk hutan dan hidup bersama Pemimpin DI/TII Abdul Qahhar Mudzakkar, hingga 1963.