Gempa di Sulsel Hari Ini
Gempa Bumi 4,2 di Wilayah Sulsel Dipicu Aktivitas Sesar Walanae, Ini Dampaknya
Gempa Bumi 4,2 di Wilayah Sulsel Dipicu Aktivitas Sesar Walanae, Ini Dampaknya
Penulis: Hasan Basri | Editor: Sakinah Sudin
Oleh: Dr Eng Asri Jaya ST MT
Diberitakan sebelumnya, terkait dengan penyebab gempa disertai tsunami yang terjadi di daerah Donggala-Palu diduga pemicunya adalah sesar mendatar/strike-slip fault Palu Koro yang sifat geraknya mengiri (sinistral).
Sesar memanjang yang memiliki arah barat laut-tenggara diperkirakan memiliki kesinambungan dengan sesar Matano yang berada di sebelah Timur.

Bahkan lebih ke timur lagi diperkirakan berhubungan dengan sesar Sorong-Banda hingga samudera Pacific/ Uniknya sesar mendatar tidak lazim meng-generate tsunami. Hal ini memunculkan pertanyaan dan debat para ahli geologi.
Setelah kami melakukan berbagai diskusi dan kajian bersama dengan para geoscientist dapat disimpulkan bahwa ada dua kemungkinan yang menjadi pemicu tsunami di daerah tersebut.
Yakni aktifitas sesar Palu Koro telah memicu reaktivasi sesar naik/thrust fault di bagian barat sesar Palu- Koro, meliputi wilayah Selat Makassar, daratan bagian barat Pulau Sulawesi, termasuk bagian Teluk Palu. (perhatikan Gambar 1)
Kemudian aktifitas sesar Palu Koro memicu sesar normal yang berada di pull apart basin/lembah termasuk di teluk dan lembah Palu.
Sesar Palu-Koro selain sebagai strike slip yang memiliki gerakan mendatar juga merupakan transtension yang memiliki komponen realizing band di bagian tengah sesar yang dapat bergerak turun dan naik. (Gambar 2. b-c)
Gerakan tersebut selanjutnya memicu longsor bawah laut. Teluk Palu yang diduga kuat meng-generate tsunami baru-baru ini.
Termasuk aktifitas liquefaction di Patobo, pasir dan lempung jenuh air yang merupakan endapan kuarter (molasses deposite) berada di atas segmen-segmen sesar.

Nah, ketika dasar endapan sedimen bergerak, maka bagian atasnya kehilangan kekuatan dan kekakuan (loses strength and stiffnesss) sehingga dengan mudah mengalami likuifaksi. (Gambar 2. b)
Kondisi morfologi wilayah, dimana ujung sesar bersentuhan langsung dengan lautan membentuk sebuah teluk, tentu sangat memungkinkan gerakan naik dan turun di bagian pull apart basin sesar sehingga dapat memicu terjadinya tsunami.
Hal inilah sebagai bagian pengecualian bahwa sesar mendatar tidak lazim berpotensi menghasilkan tsunami. Namun demikian efek sebaran wilayah jelajah tsunaminya kemungkinan tidak seluas jika dibandingkan dengan kejadian pada wilayah zona subduksi dengan perairan terbuka.
Misalnya wilayah barat Sumatera dan wilayah timur Jawa yang berhubungan langsung dengan Samudera/Lempeng Hindia (Gempa Aceh tahun 2004) dan Samudera/Lempeng Pasifik (Gempa Fukushima, Jepang tahun 2011). (*)