Gempa di Sulsel Hari Ini
Gempa Bumi 4,2 di Wilayah Sulsel Dipicu Aktivitas Sesar Walanae, Ini Dampaknya
Gempa Bumi 4,2 di Wilayah Sulsel Dipicu Aktivitas Sesar Walanae, Ini Dampaknya
Penulis: Hasan Basri | Editor: Sakinah Sudin
Gempa Bumi 4,2 di Wilayah Sulsel Dipicu Aktivitas Sesar Walanae, Ini Dampaknya
TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa bumi masih menghantui sejumlah wilayah di Indonesia.
Usai gempa dan Tsunami mengguncang Palu-Donggala Sulteng beberapa waktu lalu, masyarakat Sulsel juga mulai ketakutan.
Pasalnya dampak patahan yang mengakibatkan gempa di Sulteng kini menyebabkan gempa di beberapa kabupaten/kota di Sulsel.
Dua hari lalu, Ahad atau Minggu (7/10/2018), gempa mengguncang Sinjai, Sulsel, dua hari lalu juga terjadi gempa bumi bermagnitudo 4,8 SR mengguncang Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan,
Informasi yang dilansir Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika Wilayah IV Makassar melalui akunnya pada Twitter @BMKGSulsel, gempa bumi terjadi pada pukul 14:40:32 Wita.
Pusat lokasi gempa berada pada titik koordinat 5.70 LS - 120.67 BT, 59 km tenggara Bulukumba, di kedalaman 10 km.
Yang terbaru, gempa bumi tektonik dengan kekuatan 4,2 SR mengguncang wilayah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa (09/10/2018). Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Daftar CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id Sisa 7 Hari Lagi, Kemenpan RB Rilis Perubahan Syarat Akreditasi
Ditanya Soal Kabar Rencana Pernikahan Maia Estianty dengan Pengusaha Kaya, Begini Reaksi Ahmad Dhani
Aktivitas Sesar Walanae dan Dampaknya
Berdasarkan data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar, gempakekuatan 4,2 SR itu terjadi pukul 09:03:55 Wita dengan episenter 3.82 LS- 120.23 BT sekitar 23 km Tenggara Sidrap, Sulsel.

Ditinjau dari kedalamannya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Walanae di wilayah Wajo - Sulawesi Selatan.
Berdasarkan laporan masyarakat menunjukan bahwa dampak gempa bumi berupa goncangan dirasakan di wilayah Palopo, Siwa dan Sengkang (Wajo), dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II – III MMI).
"Hasil koordinasi hingga saat laporan ini dibuat belum ada informasi adanya kerusakan akibat gempa bumi tersebut," kata Plt BMKG Wilayah IV Makassar, Joharman dalam rilisnya.
Joharman menyebut dari hasil pemodelan shakemap, getaran gempa bumi diperkirakan dirasakan pada skala I SIG (Skala Intensitas Gempabumi) BMKG atau setara II - III MMI di Palopo, Siwa dan Sengkang.
Serta daerah disekitarnya yang berdekatan dengan lokasi sumber gempabumi.
Pada skala ini digambarkan getaran dirasakan oleh orang banyak, benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.
Teguh Pertahankan Jilbab, Ustad Adi Hidayat Sebut Miftahul Jannah Atlet Akhirat: Dapat Hadiah Umrah
Login di sscn.bkn.go.id - Pendaftaran CPNS Polda Sulsel Dibuka, Banyak Formasi Tenaga Kesehatan
Penyebab Gempa-Tsunami di Donggala-Palu
Oleh: Dr Eng Asri Jaya ST MT
Diberitakan sebelumnya, terkait dengan penyebab gempa disertai tsunami yang terjadi di daerah Donggala-Palu diduga pemicunya adalah sesar mendatar/strike-slip fault Palu Koro yang sifat geraknya mengiri (sinistral).
Sesar memanjang yang memiliki arah barat laut-tenggara diperkirakan memiliki kesinambungan dengan sesar Matano yang berada di sebelah Timur.

Bahkan lebih ke timur lagi diperkirakan berhubungan dengan sesar Sorong-Banda hingga samudera Pacific/ Uniknya sesar mendatar tidak lazim meng-generate tsunami. Hal ini memunculkan pertanyaan dan debat para ahli geologi.
Setelah kami melakukan berbagai diskusi dan kajian bersama dengan para geoscientist dapat disimpulkan bahwa ada dua kemungkinan yang menjadi pemicu tsunami di daerah tersebut.
Yakni aktifitas sesar Palu Koro telah memicu reaktivasi sesar naik/thrust fault di bagian barat sesar Palu- Koro, meliputi wilayah Selat Makassar, daratan bagian barat Pulau Sulawesi, termasuk bagian Teluk Palu. (perhatikan Gambar 1)
Kemudian aktifitas sesar Palu Koro memicu sesar normal yang berada di pull apart basin/lembah termasuk di teluk dan lembah Palu.
Sesar Palu-Koro selain sebagai strike slip yang memiliki gerakan mendatar juga merupakan transtension yang memiliki komponen realizing band di bagian tengah sesar yang dapat bergerak turun dan naik. (Gambar 2. b-c)
Gerakan tersebut selanjutnya memicu longsor bawah laut. Teluk Palu yang diduga kuat meng-generate tsunami baru-baru ini.
Termasuk aktifitas liquefaction di Patobo, pasir dan lempung jenuh air yang merupakan endapan kuarter (molasses deposite) berada di atas segmen-segmen sesar.

Nah, ketika dasar endapan sedimen bergerak, maka bagian atasnya kehilangan kekuatan dan kekakuan (loses strength and stiffnesss) sehingga dengan mudah mengalami likuifaksi. (Gambar 2. b)
Kondisi morfologi wilayah, dimana ujung sesar bersentuhan langsung dengan lautan membentuk sebuah teluk, tentu sangat memungkinkan gerakan naik dan turun di bagian pull apart basin sesar sehingga dapat memicu terjadinya tsunami.
Hal inilah sebagai bagian pengecualian bahwa sesar mendatar tidak lazim berpotensi menghasilkan tsunami. Namun demikian efek sebaran wilayah jelajah tsunaminya kemungkinan tidak seluas jika dibandingkan dengan kejadian pada wilayah zona subduksi dengan perairan terbuka.
Misalnya wilayah barat Sumatera dan wilayah timur Jawa yang berhubungan langsung dengan Samudera/Lempeng Hindia (Gempa Aceh tahun 2004) dan Samudera/Lempeng Pasifik (Gempa Fukushima, Jepang tahun 2011). (*)