Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kapolri Tito Boyong Tiga Jenderal dari Jakarta ke Makassar, Ada Apa?

Tiba di Bandara, Kapolri Tito disambut Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono,Pangkosekhanudnas II Marsma TNI Andi Heru Wahyudi.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Nurul Adha Islamiah
HANDOVER
Kapolri Jenderal Moh. Tito Karnavian bersama tiga Jenderal polisi, tiba di Kota Makassar, Selasa (11/9/2018) malam. 

Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top.

Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri.

Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. Pada tanggal 14 Maret 2016, ia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.

Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.

DPR menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juli 2016.

Dengan jabatan ini, ia menjadi lulusan AKPOL angkatan 1987 tercepat yang menyandang pangkat bintang empat.

Tito juga tak segan membagikan pengalamannya menghadapi serangan teroris.

Seperti saat wawancara di Mata Najwa.

Dalam kesempatan itu, Tito menceritakan pengalamannya saat menangkap terduga teroris.

Menurutnya, mereka terjerumus dalam pehamahan ideologi yang salah.

Narapidana kasus terorisme keluar dari ruang tahanan saat menyerahkan diri usai kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Narapidana kasus terorisme keluar dari ruang tahanan saat menyerahkan diri usai kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). (TRIBUNNEWS.COM)

Tribunstyle melansir dari Tribunwow, "Pemahaman tentang ideologi yang membuat mereka ikut untuk aksi bunuh diri karena mereka meyakini pemikiran mereka dalam mindset kelompok-kelompok ini mereka hanya berpikir didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol expres menuju surga adalah dengan operasi amaliyah (jihad melawan musuh)", ujar Tito.

Setelah itu, Tito Karnavian menjelaskan dua cara yang biasa dipakai pelaku terduga teroris untuk masuk surga.

"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur", tambahnya.

Tito menambahkan, kejadian penyerangan di Surabaya tergolong luar biasa karena menggunakan metode bom bunuh diri.

"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga", ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved