Prabowo Dituding Menculik Saat Jadi Danjen Kopassus, Sebagian Korbannya Kini Jadi Kader Gerindra?
Isu terkait kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) banyak diberikan pada Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra
Sementara itu, Kivlan adalah wakil Prabowo di Kostrad yang membawahi pergerakan intelijen. Kivlan mengaku menerima semua laporan gerakan kelompok-kelompok yang berusaha mengacaukan Jakarta. Saat perintah penangkapan aktivis diluncurkan, Kostrad pun bergerak.
"Yang saya tahu kalau ada kekacauan, ya ditangkap karena waktu itu belum kondusif setelah Sidang Umum MPR. Maka rencananya akan dimasukkan ke sidang pengadilan anti-teror," ucap Kivlan.
Berdasarkan catatan Kontras, sebanyak 23 aktivis dihilangkan ketika itu. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang hingga kini.
Dari sembilan orang yang dilepaskan itu, ada di antaranya yang bergabung bersama Prabowo ke Partai Gerindra, yakni Desmond Junaidi Mahesa dan Pius Lustrilanang.
Kivlan menuturkan, Prabowo sudah melepaskan semua aktivis. Namun, Kivlan menduga, setelah para aktivis ini dilepas, ada kelompok kontra intelijen yang kemudian menculik aktivis kembali hingga hilang agar Prabowo menjadi kambing hitam dari peristiwa penculikan ini.
"Kemungkinan ada double agent. Banyak jenderal, militer, sipil yang menjadi double agent dan yang tidak suka Pak Harto. Ini sudah mainannya kontra intelijen. Mereka inilah yang menculik 13 aktivis itu," ujarnya.
Di dalam kasus penculikan ini, Kivlan mengaku tak bermaksud membela Prabowo. Dia menampik dibayar Prabowo untuk membela mantan Danjen Kopassus itu.
"Saya bukan orang Prabowo. Saya hanya mau berbicara kebenaran. Kenapa saat polisi menembak, tidak ada yang protes? Saat kami bergerak, disebut menculik? Ini tidak benar," ujarnya.
(Tribun Timur/TribunWow.com)