Aksi Kamisan Makassar Tolak Lupa Kekerasan Difabel, Ini 9 Tuntutannya
Upaya teror terhadap Takdir itu antara lain dalam bentuk pelemparan rumah korban di Bone pada Jumat (5/1/2018) dini hari lalu.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Jumadi Mappanganro
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah aktivis yang bergabung dalam Aksi Kamisan Makassar kembali demo di depan Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (11/1/2018) sore.
Aksi yang dikoordinir Humaerah Jaju ini menyatakan menolak lupa kekerasan terhadap Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bone Andi Takdir (30).
“Saat ini ada upaya meneror Andi Takdir masih terjadi. Makanya kami kembali demo untuk mengingatkan aparat penegak hukum di Bone untuk memerhatikan kasus ini,” tegas Humaerah melalui pengeras suara.
Penegasan Humaerah itu juga dikuatkan dengan pernyataan Ketua Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) Abdul Rahman yang ikut demo.
Menurut Rahman, upaya teror terhadap Takdir itu antara lain dalam bentuk pelemparan rumah korban pada Jumat (5/1/2018) dini hari lalu. Akibatnya, jendela rumah korban pecah.
BACA JUGA: Usai Aksi Kamisan di Makassar Rumah Ketua Penyandang Disabilitas di Bone-Dilempari Batu
BACA JUGA: FOTO Aksi Kamisan Makassar Kecam Penganiayaan Penyandang Disabilitas di Bone
Dua hari kemudian atau tepatnya Minggu (7/1/2018), Takdir kembali diteror. Ada orang yang berteriak di dekat rumahnya sembari mengucapkan “hati-hati nanti ada yang culik”.
Rentetan teror itu dicurigai merupakan upaya untuk mengendurkan semangat Takdir yang sedang berjuang meminta penegakan hukum atas penganiayaan yang dialaminya, Sabtu malam, 23 Desember 2017 lalu.
Saat itu, Takdir dianiaya sejumlah oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bone di Lapangan Merdeka Watampone. Yang sungguh memiriskan, pemukulan terhadap Takdir itu terjadi di depan anaknya yang masih berusia 4 tahun.
Berdasarkan rentetan kejadian yang menimpa Takdir tersebut, relawan Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB) bersama Amnesty Internasional Indonesia, Perdik dan sejumlah elemen perjuangan HAM di Sulawesi Selatan menjadi alasan mereka kembali demo.
Mengutip pernyataan sikap yang dibagikan ke media, Aksi Kamisan Makassar kali ini menuntut 9 hal. Pertama, mereka menegaskan turut prihatin atas upaya-upaya teror yang menimpa Andi Takdir
Kedua, mengecam keras tindakan oknum pelaku maupun otak di balik kasus pelemparan rumah Andi Takdir. Termasuk terhadap pelaku yang berteriak mengancam akan menculik Takdir beberapa hari lalu.
Ketiga, mereka mendesak Polres Bone segera mengungkap pelaku dan otak yang memerintahkan pelemparan rumah Andi Takdir, termasuk yang mengancam akan menculik korban.
Keempat, mendesak Polres Bone serius melanjutkan proses hukum oknum Satpol PP Bone yang telah ditetapkan sebagai tersangka penganiaya Andi Takdir hingga berkas dan tersangkanya dilimpahkan ke kejaksaan untuk diteruskan ke pengadilan setempat.