Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dihadapan Pimpinan RS Perguruan Tinggi, Menristek: Setiap Pasien Harus Dilayani

Bahkan Prof Nasir mengandaikan tugas dan fungsi RS Pendidikan itu seperti orang yang menampung air yang jatuh dari gunung.

Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Ardy Muchlis
Handover
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Muhammad Nasir, memberikan arahan pada Rapat Perdana Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) di Ruang Pertemuan Lt 2 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Kamis (30/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Muhammad Nasir, memberikan arahan pada Rapat Perdana Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) di Ruang Pertemuan Lt 2 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Kamis (30/11/2017).

Sekitar 100 peserta yang berasal dari Rumah Sakit PTN seluruh Indonesia, pimpinan Unhas, pengurus ARSPTN, dan undangan lainnya nampak hikmat mendengarkan arahan Menristek dikti.

Prof Muhamad Nasir mengatakan, pengelolaan RS Pendidikan jangan sampai seperti museum, yang masih menggunakan ilmu lama. Tidak bisa lagi ada pengelola atau dokter yang berkata ‘dulu begini’ caranya kata Prof Nasir.

"Kita tidak bisa lagi melakukan business as usual, sebab itu berarti seperti museum,"kata Prof Nasir melalui rilis Humas Unhas Ishaq,Kamis malam.

Menurutnya, tujuan didirikannya RS Pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas tri dharma pendidikan tinggi, kualitas pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Bahkan Prof Nasir mengandaikan tugas dan fungsi RS Pendidikan itu seperti orang yang menampung air yang jatuh dari gunung.

“Setiap air yang jatuh siap kita tampung. Artinya, setiap pasien yang datang, siap kita layani. Begitulah manajemen pelayanan yang diharapkan dari Rumah Sakit Pendidikan,” tambah Menteri Nasir.

Kementerian Ristekdikti juga berkomitmen mengembangkan apa yang disebut Academic Health System yaitu suatu model pengelolaan pelayanan kesehatan yang memiliki basis akademik.

Menteri Nasir selanjutnya mengatakan bahwa saat ini, Kementerian Ristekdikti telah menugaskan lima universitas, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Hasanuddin untuk menjadi pilot dalam implementasi Academic Health System ini.

Dalam prakteknya, semua disiplin yang terkait itu terlibat dalam sistem tata kelola, mulai dari pendidikan dokter, gizi, farmasi, keperawatan, dan lain-lain. Semua mengambil bagian dalam pelayanan sesuai fungsi masing-masing.

Di bagian akhir arahannya, Menteri Ristekdikti kembali menegaskan keinginan pemerintah untuk melakukan down sizing atau perampingan manajemen perguruan tinggi, dimana fakultas-fakultas yang berkaitan diharapkan dapat disatukan pengelolaannya.

"Saya akan memberikan bonus anggaran tambahan sebesar 30 milyar jika ada perguruan tinggi yang mau melakukan itu. Bukan itu saja, gaji dekan pada fakultas yang baru di merger, akan saya usulkan kepada Kementerian Keuangan agar dinaikkan hingga dua kali lipat. Tapi, hingga kini belum ada yang mengajukan diri. Mungkin karena pertimbangan akan terjadinya benturan-benturan dalam implementasinya di lapangan. Tetapi kita harus memikirkan hal ini,” kata Prof. Nasir.

Acara yang berlangsung hingga pukul 13.00 itu dilanjutkan dengan tanya jawab antara para peserta rapat dengan Menteri Ristekdikti yang dipandu langsung oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Prof dr Ali Ghufron Mukti Ph D.

Sementara rektor Unhas dalam sambutannya, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menyampaikan rasa bangga atas diselenggarakannya pertemuan pertama kali pengurus ARSPTN di RS Unhas, yang dihadiri langsung oleh Menristekdikti.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved