Akankah Abutours Senasib First Travel? CEO: Saya Tidak Menjanjikan 100 Persen Ini Tidak Terulang
“Sebelum ditegur oleh pemerintah, kami lebih dahulu menghentikan paket penjualan harga di bawah rata-rata dan itu kami persentasikan kepada pemerintah
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Manajemen Abutours menjamin tidak akan mengalami nasib serupa dengan First Travel.
Jaminan itu disampaikan terpisah, Senin (28/8/2017).
Penjelasan pertama disampaikan CEO Abutours, Abu Hamzah Mamba, via WhatsApp yang diterima Tribun-Timur.com pukul 19.30 wita.
Terpisah, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel), Abd Wahid Tahir, berjanji akan memanggil lagi satuan tugas atau satgas untuk membicarakan langka pengawasan terhadap operasional Abutours.
Satgas ini terdiri atas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel, dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Bambang Kiswono mengatakan, pihaknya tidak berwenang memberi penilaian terhadap aktivitas perjalanan umrah yang diselenggarakan Abutours.
OJK, menurut Bambang, terlihat atas permintaan Kemenag Sulsel.
Baca: Kementerian Agama Ungkap Sederet Keanehan Agen dan Biro Perjalanan Umrah Abu Tours
Sementara Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani mengaku belum mengetahui adanya pertemuan yang melibatkan Polda Sulsel di Kanwil Kemenag Sulsel, Senin (23/8/2017).
Kombes Dicky menegaskan, jika ada travel agent, termasuk Abutours, melakukan penipuan terhadap masyarakat, maka akan disikat oleh Polda Sulsel.
Klarifikasi Abutours
Tribun berusaha mengonfirmasi langsung kepada owner Abutours mengenai pertemuan di Kanwil Kemenag Sulsel, sejak awal pekan lalu.
Namun, tak seorang pun staf Abutours yang ditemui di sejumlah kantornya bersedia memberi keterangan.
Kemarin, upaya konfirmasi itu dilakukan sejak pagi.
Saat Tribun, ke kantor Abutours di pertigaan Jl Ratulangi-Jl Kakatua, Makassar, gedung berlantai enam dengan tulisan Abu Corp itu tetap berativitas laiknya kantor perusahaan.
Karyawan di ruang lobi, Ira, mengatakan aktivitas di kantornya tetap buka seperti biasanya.
Hanya saja, Ira enggan memberi keterangan.
"Saya tidak berkompeten mengomentari itu," ujar perempuan berhijab itu.
Ira memastikan, hanya Hamzah dan Distrik Manager Timur Abucorp, Elan Suherlan yang bisa komentar soal hal tersebut.
"Tidak ada yang bisa komentar. Pak Hamzah dan Haji Elan di Jakarta. Keduanya memang banyak di sana. Kan Pak Hamzah domisili di Jakarta, bukan disini," ujar Ira.
Nomor telepon Hamzah juga tidak aktif.
Bahkan, komunikasi belum bisa dilakukan beberapa jam setelah pengusaha muda asal Takalar ini meminta nomor telepon yang bisa dia hubungi.
Konfirmasi tertulis dari Hamzah diperoleh lewat salah seorang penasihat hukum Abutours.
Beberapa menit setelah menerima keterangan tertulis Hamzah, Elan didampingi Aan Daeng Nai dan seorang staf lainnya tiba di gedung Tribun Timur, Jl Cenderawasih, Makassar.
“Penjelasan ini disampaikan Pak Aji (Hamzah) saat di bandara. Beliau akan ke Tanah Suci untuk wukuf,” kata Elan.
Dalam keterangan tertulis itu, Hamzah menegaskan, “Kami di Abutours beda dengan Firts Travel.”
“Oh, jelas sekali bedanya kami dengan Firts Travel yang lagi jadi sorotan itu. Kami menjamin, Pak Aji tidak memanfaatkan dana jamaah untuk bisnis,” tegas Aan.
Inti dari penjelasan tertulis Hamzah itu menegaskan kondisi kondisi Abutours.
“Perlu saya pertegas, saat ini Abutours masih dalam kondisi yang baik. Operasional berjalan dengan baik dan masih melakukan aktivitas seperti biasa,” tegas Hamzah.
Menurutnya, permasalahan di dunia bisnis umrah dan haji ini sudah sering terjadi dan mungkin setiap tahun ada ada aja korban penipuan mengatasnamakan travel.
“Kami tahu, semua orang bertanya, akankah kejadian serupa terulang. Saya tidak menjanjikan 100 persen bahwa ini tidak terulang, apalagi isu itu mengarah kepada kami, Abutours Travel. Banyak hal harus kami ubah dari sisi marketing, operasional, dan lain-lain,” jelas Hamzah.
Dia mengaku, sebelum ditegur dan diinstruksikan oleh kemenag untuk tidak menjual paket promo, pihaknya sudah menghentikan “paket murah” umrah.
“Sebelum ditegur oleh pemerintah, kami lebih dahulu menghentikan paket penjualan harga di bawah rata-rata dan itu kami persentasikan kepada pemerintah,” kata Hamzah.
Hal itu dipertegas lagi oleh Elan. “Sejak awal Agustus 2017 ini, paket promo itu dihentikan,” ujarnya.
Menurut Elan, selama ini Abutours memberlakukan dua macam pembiayaan umrah, promo dan reguler.
“Promo ini harga khusus dan menunggu pemberangkatan, ini jumlah hanya 30 persen. Yang reguler itu, lunas langsung berangkat, ini 70 persen dari total jamaan,” jelas Elan.
Abutours beroperasi sejak tujuh tahun lalu. Elan mengatakan, jumlah orang yang diberangkatkan umrah selama 2017 ini sudah mencapai 51.300, 25.334 diantaranya paket promo.
Selain itu, Abutours memiliki 100 ribu agen yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulsel dan 14 provinsi di Indonesia.
Kendati sudah berjanji tidak banting harga lagi dan membuat jamaah menunggu keberangkatan di hadapan satgas, Kakanwil Kemenag Sulsel mengaku tidak bisa percaya begitu saja.
“Perlu ada pengawasan di lapangan agar janji-janji itu betul-betul diaplikasikan. Saya akan bicarakan dengan satgas nanti,” ujar Wahid Tahir.
Setelah bertemu satgas di Kantor Kemenag Sulsel, Hamzah memberi penjelasan ke jamaahnya melalui Facebook.
Menurutnya, dalam pertemuan itu dia menjelaskan tidak lagi menjual harga promo di bawah harga Kemenag dan fokus utama Abutours lebih kepada harga reguler dengan harga Rp 21- Rp 30 juta.
Tapi penjelasan itu diberi keterangan “dalam kurung”, namun ada harga khusus untuk agen dan mitra tergantung zona masing-masing.
Kemenag menilai, manejemen dan agen Abutours bisa bermain harga lagi di balik “harga khusus untuk agen dan mintra” itu. “Itu yang akan kami awasi,” tegas kakanwil.
Penjelasan OJK
OJK memastikan satgas masih terus berkoordinasi dengan kemenag. "Kewenangan sekarang ada pada kemenag. Satgas sejauh ini terus berkoordinasi kepada kemenag," ujar Bambang.
Menurutnya, pemanggilan bos Abutours atas inisiatif kemenag yang didukung oleh Satgas Investasi OJK.
“Adapun keterlibatan OJK di sini, karena Abutour diindikasi melakukan sistem investasi sehingga kemenag melibatkan OJK. Sedangkan terkait izin dan pengwasan itu wewenang Kemenag Sulsel,” jelas Bambang.
Dalam persentasi tersebut, lanjut Bambang, Abutours diminta mengubah pola yang sewajarnya.
Tunggu Laporan
Polda Sulsel mengaku belum mengetahui hasil pertemuan itu.
Bahkan Kabid Humas Polda Sulsel tidak tahu siapa yang mewakili polda dalam pertemuan itu di Kanwil Kemenag Sulsel itu.
"Saya belum terima informasi itu, tapi jika ada korban travel ada di Makassar, apakah itu terkait Abutours atau travel lain tetap kami sikat," tegas Dicky.
Namun, Dicky menyebutkan kepolisian tidak akan bertindak semaunya. Polda baru akan turun tangan jika ada korban melapor.
"Pastinya harus ada yang lapor secara resmi, kalau tidak ada yang melaporkan bagaimana kita mau menindak travel nakal," kata Kombes Dicky.
Kakanwil Kemenag Sulsel menyebut, yang hadir pertemuan klarifikasi Bos Abutours itu Satgas Investasi, OJK, Karo Kesra Pemprov Sulsel, dan Komisi E DPRD Sulsel.
Tapi, dalam penjelasan yang disebar Hamzah melalui Facebook, dia menyebut hadir mendengar penjelasannya, anggota DPRD Sulsel, perwakilan Polda Sulsel, Kepala Dinas Koperasi Sulsel, Satgas OJK, kejaksaan, Karo Kesra Sulsel, dan staf Dinas Kominfo.(ce2/sal/sim/bie)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/ceo-abutours-hamzah-mamba-dan-istri_20170829_224515.jpg)