Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Kartini 2017

Wanita di Belopa Luwu Ini Dirikan Sekolah di Rumahnya, Siang Ngajar Bahasa Inggris, Malam Tahfiz

Wanita yang fasih berbahasa Inggris itu tak hanya mengajar di taman kanak-kanak yang didirikannya bersama sang suami Muhammad Ashar Sabry.

Penulis: Desy Arsyad | Editor: Mahyuddin
desy/tribunluwu.com
Masra Yasir saat mengajar kelas Bahasa Inggris di sekolah sekaligus rumah pribadinya di Desa Belopa, Kecamatan Belopa, Luwu. 

TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Berhadapan dengan anak-anak tidaklah mudah, namun bagi perempuan bernama Masra Yasir (35), itu adalah panggilan jiwa.

Dia mengabdikan diri bergelut di dunia pendidikan dengan mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Zidanne School di halaman rumahnya di Desa Belopa, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu.

Wanita yang fasih berbahasa Inggris itu tak hanya mengajar di taman kanak-kanak yang didirikannya bersama sang suami Muhammad Ashar Sabry.

Masri mengajar di dua kelas lagi sepulang murid TK.

Kelas Bahasa Inggris siang hari dan kelas Hafiz Quran malamnya.

Baca: Hari Kartini, Giliran Perempuan Atur Lalu Lintas Pesawat di Makassar

"Kalau menghadapi anak-anak bukan masalah kesabaran, tapi teknik. Kalau kita tahu teknik sudah selesai, dengan sendiri kita dengan gampang sekali berkomunikasi dengan anak," ujarnya kepada TribunLuwu.com, Kamis (20/4/2017).

Hal itu digeluti Masra bukan karena tuntutan materi, tapi karena hobi dan panggilan jiwa.

Masra menggeluti hobinya tak sendiri, ia ditemani sang suami sejak tahun 2010.

Anak - anak yang diajarnya berusia tiga tahun hingga 12 tahun.

Dia tidak menuntut bayaran untuk kelas Bahasa Inggrisnya cukup dengan menyisipkan uang jajan anak Rp 10 ribu setiap pertemuan.

Baca: Wanita Jeneponto Ini Tak Hanya Cantik, Tapi Juga Intel Polwan dan Jago Karate

Tidak ingin memberatkan, iuran bisa diganti dengan hasil kebun seperti buah dan sayuran, hasil laut dan sampah yang satu kantong.

"Penghasilan saya sekarang paling Rp 2 juta, tapi saya suka dan nyaman dengan pekerjaan saya sekarang. Saya dulu kerja di perusahaan Korea bisa dapat penghasilan seperti sekarang kadang cuman sehari. Tapi saya bahagia dengan penghasilan saya sekarang," ucap Masri.

Dan untuk kelas hafiz tidak dipungut biaya melainkan gratis.

Namun ada satu cita-cita Masra selama tujuh tahun bergelut di dunia anak belum tercapai hingga kini.

"Masih ada satu cita - cita saya, mau bangun outbound untuk anak-anak di sekolah. Mudah-mudan cepat terkabul," tutur Masri.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved