Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru SD Bambini Makassar Dipecat

Inilah Surat Guru yang Dipecat Itu

saya mewakili para guru ingin mengetuk pikiran Anda, .....!

Editor: Muh. Irham
zoom-inlihat foto Inilah Surat Guru yang Dipecat Itu
Dok/FB Tribun Timur Berita Online

Inilah Surat Guru SD Bambini

Surat dari Guru untuk yang Peduli
(SD Bambini Memutuskan Kontrak Sepihak)

Selepas mengikuti Makassar International Writers Festival 2011 (MIWF 2011), tadinya saya ingin menulis artikel tentang gegap gempita festival ini. Namun di hari terakhir festival (Jumat/17/5) kelegaan saya telah mengikuti festival ini diiringi kabar miris.

Saya yang mencuri-curi waktu antara festival dan tugas saya sebagai guru di SD Bambini, di hari terakhir tahun ajaran (bertepatan dengan hari terakhir festival), mendapat Surat Berakhirnya Kontrak dari pihak yayasan. Saya dan dua rekan guru lain, diminta untuk menandatangani surat yang seolah-olah kami buat untuk mengakhiri kontrak kami sebagai guru SD di Bambini.

Persoalan inilah yang kemudian menyita saya. Surat itu; Miris. Juga lucu. Anda tahu kan sesuatu yang lucu itu kadang berujung memalukan?

Surat berakhirnya kontrak itu seolah-olah dibuat oleh kami, dan telah ditandatangani oleh Nelson Darmawangsa, sebagai yang mengetahui entah selaku apa, sebab tak ada jabatan beliau yang tertulis. Mungkin sekali kepala HRD. Mungkin.

Saya telah tiga tahun bekerja di sekolah yang muridnya pandai berbahasa Inggris ini. Dua rekan guru saya yang lain telah lebih dulu bekerja. Setahu saya seseorang yang bekerja lebih dari dua tahun harusnya sudah dianggap sebagai pegawai tetap, bukan pegawai kontrak. Apalagi dilihat dari jenis pekerjaannya, pekerjaan kami adalah pekerjaan yang berlangsung secara terus menerus bukan pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Hanya pekerjaan yang selesai dalam waktu tertentu saja yang memakai sistem kontrak. Dan itu bukan pekerjaan kami. Pekerjaan guru.

Saya dan dua rekan guru yang lain menolak menandatangani Surat Berakhirnya Kontrak tersebut. Kami membawa pulang surat itu dan akan memelajari lebih dahulu. Kepala sekolah, atas perintah Nelson Darmawangsa, meminta kami untuk tidak boleh membawa pulang surat itu. Katanya jika tak ingin menandatangani, surat itu harus diserahkan kembali. Kami kukuh untuk tetap membawanya pulang. Kepala sekolah kemudian meminta lagi surat itu, dan berkata, kami tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah sebelum menyerahkan surat itu kembali.

TENTU SAJA kami tak akan memberikan surat ini kembali.

Kemudian kepala sekolah mengatakan akan dilakukan pemaksaan untuk mengambil surat itu. Kami menyahut, lihat apa yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah 9baca; yayasan) untuk bisa mengambil surat sakti itu. Pihak sekolah masih juga berkeras agar surat itu dikembalikan, kali ini mereka melunak, dengan iming-iming salinan surat itu akan diberikan. Atau, meterai Rp. 6.000 itu dicabut dari suratnya dan dikembalikan kepada mereka. Semoga bukan karena menyayangkan meterai berjumlah tiga seharga rp 18.000 akan merugikan mereka secara materi.  

Walhasil, kami melenggang keluar sekolah dengan membawa surat itu. Kepada kami, apa yang bisa "kalian" lakukan?

Surat itu lucu. Ter tanggal 17 Juni 2011, dan kontrak kami berakhir pada hari itu pula. Tanggal kontrak harusnya tertulis pada hari pertama kami tidak lagi bekerja, padahal seharian itu kami sibuk melayani orangtua murid yang datang mengambil raport kenaikan kelas. Berita baiknya, tak ada murid yang tinggal kelas.

Surat itu lucu. Diberikan pada saat jam kerja baru saja berakhir. Tepatnya tahun ajaran lalu baru saja dikemas. Apa yang ada di pikiran pimpinan Bambini/yayasan saat memikirkan untuk melakukan itu? Padahal dalam surat kontrak yang kami tandatangani setahun lalu, tertulis, pemberitahuan berakhirnya kontrak harus disampaikan 3 bulan sebelum masa kontrak berakhir. Atau tepatnya disampaikan pada bulan Maret 2011. Apakah mereka lupa hal itu?


Bambini School, Oh Bambini .

Bulan Juni ini, SD Nasional plus yang memadukan kurikulum asing dan kurikulum nasional ini genap berusia 11 tahun. Perayaannnya selalu dirangkaikan dengan perpisahan murid kelas 6, June Celebration. Bila dua acara bisa disatukan, itu menghemat biaya. Apalagi Bambini saat ini tengah membangun gedung baru yang tepat berada di belakang lokasi lama di Jl. Masjid Raya. Gedung baru itu mulai tampak menjulang dan seakan memeluk bangunan lama di depannya.

Ketika diterima mengajar, saya senang berada di sini. Murid-muridnya lebih fasih berbahasa Inggris dibanding saya. Para muridnya tentu saja pandai, dan mereka selalu memenangkan lomba setiap mengikuti berbagai kompetisi di luar.  Perlahan saya menyadari yang membuat saya senang berada di sini adalah karena kami kadung dekat dengan murid-murid. Dengan anak-anak itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved